Kamis, 19 Oktober 2017

DIHAJAR TANJAKAN UNLIMITED GUNUNG CIKURAY

Rasa-rasanya ini merupakan pengalaman yang cukup sulit untuk dilupakan. Pengalaman mendaki gunung pertama plus gunung yang dituju adalah gunung cikuray via pemancar yang disuguhi tanjakan unlimited sampai puncak. Gak uwis-uwis. Seperti pengen naik odong-odong aja langsung ke puncak.
Gunung Cikuray secara administratif terletak di Kabupaten Garut yang dikenal dengan Swiss van Java. Tinggi gunung ini 2821 mdpl, berbentuk kerucut besar jika dilihat dari kejauhan. Pendakian gunung ini dapat ditempuh dengan 3 jalur yaitu jalur pemancar di Dayeuhmanggung di Kecamatan Cilawu, jalur Kiara Janggot di Kecamatan Bayongbong, dan jalur di Kecamatan Cikajang. Jalur Kiara Janggot dan Jalur Pemancar akan bertemu diantara pos 6 dan pos 7. Jalur via pemancar merupakan jalur favorit dan sering digunakan oleh para pendaki karena rutenya yang singkat namun menghadirkan jalur yang terus naik hingga puncak gunung.
Jum’at malam, bagi kuli ibu kota adalah hari bahagia setelah seminggu kerja rodi banting kertas, mouse, maupun kuat-kuatan melek sama layar komputer. Hari itu, Jum’at 13 Oktober 2017, meluncurlah ke Kampung Rambutan, tempat meeting point rombongan sebelum berangkat bareng nge bis ke kampung rambutan. Kami ber-6 : Ari (@arigustiawan), Jacky (@jacky.achmad08), Ari (@ariebrews), Aulia (@auliauu), Faiz (@faizwtsqlum) dan saya sendiri, Faiq (@faiqanan) yang masuk ke dalam open trip Atmosfer Adventure (@atmosfer.adventure). [Jangan segan kalo mau follow IG kami ya, hehe]. 2 nama pertama adalah PIC Pengurus. Menuju Garut dari Kampung Rambutan cukup direkomendasikan karena bis yang tersedia cukup banyak dan jam pemberangkatan bisa sampai tengah malam. Setelah tunggu menunggu akhirnya kita berangkat dari Kampung Rambutan menuju Garut sekitar jam 10.30 menggunakan bis Kurnia Bakti. Sebenarnya, bis menuju Garut ada beraneka ragam tak hanya Kurnia Bakti, Ada Primajasa, Hiba Utama dll. Tarif Bis menuju garut kira-kira hampir sama, kami dapat tariff 52 ribu rupiah sekali jalan menggunakan bis Ekonomi AC seat 3-2. Eits tapi tunggu dulu, bis nya si berangkat dari terminal, tapi ngetem lagi di luar terminal sampai muka jalan pintu masuk tol kurang lebih sejam sampai-sampai bisa buat tidur wkwkwk.
Akhirnya bis berangkat juga. Perjalanan cukup lancar karena bisa tertidur, sempat terbangun saat di Kopo, Bandung dan daerah menuju pendakian Gunung Guntur. Setelah perjalanan sekitar 4-5 jam, kami tiba di Terminal Guntur, Garut yang langsung disambut oleh Adzan Subuh. Ohya, setelah dari terminal Guntur, untuk menuju pos pemancar dapat menggunakan mobil bak terbuka yang biasanya akan jalan jika sudah terisi penumpang sekitar 14-15 orang yang biasanya kesemuanya adalah pendaki. Ada 2 jurusan mobil bak terbuka yang ditawarkan yaitu menuju gunung papandayan dan gunung cikuray. Setelah sholat subuh dan sedikit bersih-bersih, kami menuju mobil bak terbuka yang menawarkan diri menuju pos pemancar gunung cikuray, disitu kami bertemu dengan Ina (@ina__666) dan Rahmad (@rahmad_muliady) yang sama-sama akan nanjak ke cikuray juga.

Pagi Hari di Depan Terminal Gauntur, Garut
                                   
Setelah di tunggu sampai hampir jam 5.30 tidak ada pendaki lain yang akan ke cikuray, akhirnya kami hanya ber-8 naik mobil dengan biaya yang sedikit lebih besar karena harus nombokin biaya yang seharusnya ditanggung oleh 15 orang hehe. Dari kami ber-8, hanya 3 orang yang sudah pernah naik ke Cikuray, dan dari 5 orang yang belum, 3 orang diantaranya belum pernah naik gunung. Jadi, Cikuray menjadi debut naik gunung pertama, tes mental dan stamina hahaha.
Perjalanan menuju pos pemancar cukup lancar, syahdu dengan ditemani langit pagi kota garut yang mulai bergeliat. Selama di perjalanan kami ditemani hawa udara dingin khas Garut dan pemandangan gunung cikuray dari kejauhan. Sebelum ke pos pemancar, ada pertigaan yang menuju pos pemancar yang di tengah-tengahnya ada pos kontrol bagi calon pendaki. Di situ kita diharuskan membayar 10rb per orang untuk masuk melewati kebun teh menuju pemancar. Kurang lebih satu jam dari terminal Guntur menuju pos pemancar, jalanan menuju pemancar agak berliku, tajam dan berbatu sehingga sering terasa sebagai terapi refleksi awal sebelum dihajar tanjakan unlimited khas gunung cikuray hehehe.

Gunung Cikuray dari kejauhan
                                           
Pos pemancar tak lain adalah tower relay stasiun televisi dan BTS provider telekomunikasi seluler. Ternyata salah satu dari kami pernah bekerja di sini. Di pos pemancar, ada beberapa warung yang dapat digunakan sebagai transit mengisi perut dan membuang hajat. Setelah kenyang dan hajat terselesaikan, kami pemanasan sejenak dan berdoa semoga perjalanan naik dan turun dapat berjalan dengan selamat.

Bersiap Mendaki
                                                       

POS 1
Dari pos pemancar, berjalan melalui kebun the menuju pos 1 alias pos kontrol kedua sekaligus pendataan bagi para pendaki. Saya juga belum mengerti mengapa sebelumnya ada pos di bawah, mungkin itu pos ijin masuk kebun teh kali ya kalau ini pos ijin mendaki gunung hehe. Awal pendakian kami langsung disuguhi tanjakan curam diantara kebun teh samping tower pemancar. Langkah demi langkah mulai terasa capek apalagi bagi pendaki debutan tapi lama kelamaan tubuh akan beradaptasi menerima kenyataan ini. Untungnya kondisi saat itu tidak terlalu cerah maupun terlalu mendung sehingga perjalanan mendaki kebun teh tidak terlalu panas.

 Kebun Teh dan Pemancar
                                               
Mendaki di antara Kebun Teh
                                           
Pos 1 ada Tugu untuk Foto-Foto
                                           
Sesampainya di pos 1, kami beristirahat sejenak sekaligus foto-foto narsis di depan tulisan cikuray 2921 mdpl sekaligus mengatur napas dan registrasi anggota kelompok. View dari pos 1 lumayan indah, dari situ terlihat pemancar dengan background kota garut dari kejauhan. Perjalanan dari pemancar ke pos 1 sekitar 5-10 menit.

POS 2
Tak jauh dari pos 1, terdapat beberapa warung dan tempat mengisi air. Sebagai info, perjalanan ke puncak cikuray tidak ada sumber air, jadi sumber air terakhir ya ada di pos 1 ini. Kontur jalan menanjak berupa tanah padat yang dibuat menyerupai anak tangga. Kondisi jalan saat ini masih terbuka tanpa alang-alang, jadi kami rasa jika siang bakal panas terik. Jarak pos 1 ke pos 2 lumayan jauh.

Gelandangan Numpang Eksis Hehehe
                                       
Istirahat Dulu


Pada tahap ini, beberapa dari kami sudah mulai capek apalagi bagi debutan naik gunung yang bawa tas carrier besar, yang kami menyebutnya kulkas. Saling memberi semangat dan foto-foto kami lakukan untuk menghilangkan rasa capek dan menjaga semangat karena baru pos 1 dari 7 pos menuju puncak gunung cikuray.

 Pos 2
                                                                
Setelah sekitar 20 menit, kami mulai memasuki wilayah hutan. Tanjakan-tanjakan mulai didominasi dengan akar-akar menjulur tak beraturan namun masih bisa dinaiki. Memang cikuray didominasi dengan tanjakan tak habis-habis. The real climbing is begin. Satu persatu mulai ngos-ngosan. Tak terasa 2 jam 10 menit perjalanan kami lalui dari pos 1 ke pos 2. Di pos 2 kami potong buah semangka yang dari tadi memberatkan tas Faiz layaknya dosa-dosa di bawa ke gunung wkwkw

POS 3
Setelah cukup mengisi vitamin dan air dari semangka, kami lanjut berperang kembali dengan tanjakan-tanjakan cikuray. Pos 2 ke pos 3 juga masih jauh jaraknya dengan akar-akar yang semakin rapat dan curam tanjakannya. Tanjakan pos 2 ke pos 3 kali ini boleh disebut tanjakan dengkul ketemu dada. Beberapa kali langkah nanjak, beberapa kali juga istirahat sejenak atur napas dan carrier yang agak mengsol.

Tanjakan Menuju Pos 3
                                                  
Tanjakan Lain
                                                              
Tanjakan-tanjakan menuju pos 3 kami akui memang gila dan menguji iman. Berkali-kali pula saya juga harus bisa menyemangati diri saya sendiri dan teman-teman yang lain agar dapat terus berjalan menuju pos pos berikutnya. Semangati diri sendiri ini cukup penting karena esensi mendaki gunung ialah bukan untuk menaklukan gunung itu sendiri, melainkan menaklukkan diri kita sendiri.
1 jam setengah perjalanan juga kami lalui dari pos 2 ke pos 3. Setelah sampai di pos 3, kami istirahat sejenak. Akhirnya 3 per 7 mulai terlewati wkwk. Masih ada 4 pos lagi, namun kami tak mau menghitung-hitung berapa lagi karena bisa mengendurkan semangat. Awalnya kami akan makan dari bekal yang dibeli di warung pos pemancar, namun kami tunda saja sampai di pos 4 karena jarak pos 3 ke 4 juga masih lama takutnya kalau makan duluan sampai pos 4 sudah capek lagi, padahal baru setengah perjalanan hehe


 Tanjakan Gila Lainnya
                                                             
Finally, Pos 3
                                                                     

POS 4
Perjalanan menuju pos 4 tak jauh beda dengan menuju pos 3, sama-sama sadis. Dengkul ketemu dada bahkan beberapa kali dengkul ketemu dada ketemu dagu. Nanjak unlimited tak abis-abis. Di sini hawa sudah mulai terasa dingin semilir. Beberapa kali juga kami bertemu dengan pendaki yang turun dari puncak. Ah rasanya lega kali ya turun gunung setelah menunaikan hajat di puncak.


Pos 4, Di sini kami makan siang
                                                   
Perjalanan dari pos 3 ke pos 4 sekitar satu jam lebih sedikit. Memang semakin ke sini waktu pendakian menjadi semakin pendek, selain jarak antar pos menjadi semakin pendek, kondisi tubuh kita juga sudah mulai terbiasa dengan beban dan hawa dingin. Ibarat capek tapi tidak berkeringat karena dinginnya hawa selama pendakian. Sesampai di pos 4, kami buka bekal yang dibeli di pos pemancar.

POS 5
Jarak pos 4 ke pos 5 terhitung pendek, hanya dipisahkan oleh dua tanjakan ekstrim dengan akar-akar belukar khas cikuray. Hanya sekitar 15 menitan kami sampai di pos 5.

Pos 5, Jaraknya tak jauh dari pos 4
                                                     
POS 6
Setelah cukup bersemangat karena sudah lewat pos 5 yang artinya tinggal 2 pos lagi, kami melanjutkan perjalanan menuju pos 6 atau puncak bayangan. Jarak pos 5 ke pos 6 juga relatif pendek, namun lebih jauh dari jarak antar pos 4 dan 5. Pendaki-pendaki yang turun gunung mulai lebih sering kami jumpai di sepanjang perjalanan menuju pos 6, beberapa kali juga kami bertanya berapa lama lagi sampai pos 7. Maklum stamina sudah mulai menipis dihajar tanjakan tak habis-habis dari pos pemancar.


Tanah Lapang di Pos 6 atau Puncak Bayangan
Pos 6. Satu Pos Lagi


Tak kurang dari setengah jam kami sampai di pos 6 yang merupakan bidang tanah lapang yang disebut puncak bayangan. Ada sebuah bangunan semi permanen tak tertutup yang ada di pojok tanah lapang. Dari sini view awan sudah mulai terlihat, sudah mulai agak sejajar dengan posisi sekarang. Bentar lagi puncak neh ujarku dalam hati

POS 7
Beranjak dari pos 6 yang merupakan puncak bayangan, dalam benakku puncak maupun pos 7 sudah di depan mata tak jauh lagi dari sini. Kenyataannya, perjalanan pos 6 ke pos 7 merupakan medan terberat kedua setelah perjalanan pos 2 ke pos 3. Trek menjadi lebih curam, saya rasa trek paling curam adalah trek di antara pos 6 dan pos 7. Rasa-rasanya di sinilah ujian mental sesungguhnya, lanjut atau tidak. Lanjut-lah orang udah sampai pos 6. Tinggal bagaimana saling menyemangati antar anggota tim, agar tetap semangat tak putus asa. Beberapa kali istirahat, sampai ada anggota yang kram kaki beberapa kali
Ditengah-tengah pos 6 dan pos 7 terdapat bidang cukup luas sekitar 2 meter dipinggir jurang yang dapat digunakan sebagai pelepas lelah untuk memandangi awan disamping yang sudah berada di bawah tempat kita berpijak. Wow sudah di atas awan.


Di atas awan


Sebelum pos 7 terdapat bidang cukup luas, kami kira pos 7 ternyata bukan, padahal kondisi stamina sudah mulai menipis. Terus menyemangati tak henti, bentar lagi kok, dikit lagi nyampe adalah kata-kata yang terus diucapkan. Pos 7 merupakan bidang datar tidak besar-besar amat yang dapat digunakan sebagai tempat camp, sama seperti pos 6 namun lebih kecil. Mas Ari mengabarkan kalau kita akan ngecamp di atas pos 7 dimana ada bidang datar yang lebih besar dari pos 7 ini.


Tetap Semangat dan Pantang Pulang Sebelum Muncak


Finally Pos 7


Setelah di php in pos 7 (naik gunung memang ujian mental, gak boleh baper karena di php in mulu haha, kalau ga di php in pasti tidak sampai puncak karena semangat udah kendur duluan), disingsingkanlah semangat terakhir sebelum mendirikan tenda, merebahkan tubuh, ngliyep (mendaki cikuray selain capek juga ngantuk karena hawa dingin dan angin yang semilir sepanjang pendakian). Setelah dua jam lebih dari pos 6, akhirnya kami sampai di bidang datar tempat untuk mendirikan tenda. Sebenarnya tempat mendirikan tenda selain di sini juga ada di puncak maupun tepat di bawah puncak. Namun setelah pertimbangan di puncak rawan angin, badai maupun hujan dan tepat di bawah puncak pasti sudah banyak orang yang mendirikan tenda karena kami baru sampai jam stengah empat sore, kami memilih nge camp di sini saja.
Didirikanlah tenda, beres-beres, mengeluarkan barang-barang, isitrahat sejenak untuk memburu sunset di puncak. Ya, sebagai info gunung cikuray merupakan salah satu gunung yang dapat kita lihat sunrise dan sunset sekaligus. Kerenkan? Setelah kira-kira 8,5 jam trekking naik terus gak pake diskon. Ujian selanjutnya adalah hawa dingin dan angin gunung yang menusuk tulang. Pun seperti hukum kekekalan energi newton, mau naik harus bisa turun. Bisa sampai puncak, jangan lupa untuk cara turunnya, menuruni turunan2 curam, dengkul robot di akhir perjalanan... "

 Nantikan kisah selanjutnya berburu sunset dan sunrise serta asiknya menuruni gunung cikuray tanpa henti. Seperti hukum kekekalan energi newton, diawali dengan tanjakan unlimited tanpa ampun, maka akan ada turunan unlimited curam tanpa ampun di akhir. Stay tune!
Salam my trip my adventure !
Atau

My dengkul my lentur !