Kingston University offer up to ten scholarships for undergraduate students for September entry. The scholarships are open to prospective full-time undergraduate students in any subject area for each year of a three-year course (subject to satisfactory progress). Foundation degree students (first or second year entry) are also eligible for the scholarships.
The deadline for September 2011 scholarship applications is 31 May 2011.
Scholarship will be awarded on the basis of:
* academic merit;
* what you expect to gain from the course you are taking; and
* what you intend to do after completing the course.
You can apply online for scholarships for September 2011 entry. Please note that we cannot consider applications received after the deadline. Remember that the scholarships application procedure is separate from the admissions application procedure. Before you begin your application, please make sure that you meet the eligibility criteria. You must:
* be an international student (classified as ‘overseas’ for fee purposes);
* have an offer of a place on a course at Kingston for 2011 entry; and
* not currently be registered on an undergraduate or postgraduate course at Kingston University. Please also note that you will need electronic copies of the following documents to make your application online:
* a copy of your Kingston University offer letter;
* an academic reference letter;
* a copy of your academic transcript/worksheet; and
* a copy of your IELTS/TOEFL result (where applicable).
Scholarship Application Deadline: 31 May 2011
Further Scholarship Information and Application:
Dibaca akhir-akhir ini (Recent viewed)
Arsip Blog
Selasa, 12 April 2011
Rabu, 06 April 2011
GENETIKA POPULASI, Sebuah Praktikum
Laporan Praktikum Genetika
GENETIKA POPULASI
Faiq Anan Murobby*, A.R. Junaid, D.C. Waluyo, D. Oktavia, N. Nikita, R. Guspratiwi, F. Muhammad, W. Soleha
Universitas Indonesia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Departemen Biologi
Maret 2011
Abstrak
Genetika populasi mempelajari variasi genetik dalam suatu populasi. Kesetimbangan frekuensi genetic dalam suatu populasi dijelaskan dalam hokum Hardy-Weinberg. Kesetimbangan tersebut dapat dicapai dengan syarat-syarat tertentu taitu tidak terjadi mutasi dan seleksi alam, populasi yang besar, tidak terjadi migrasi, perkawinan acak dan mempunyai kemampuan hidup dan berkembang biak yang sama. Persamaan hukum Hardy-Weinberg menjelaskan bahwa jumlah frekuansi alel dominan dan alel resesif dalam populasi menghasilkan angka satu. Persamaan tersebut berhubungan dengan besar frekuensi suatu alel yang dapat diprediksi jika frekuensi alel yang lain telah diketahui. Telak dilakukan pengamatan sifat attached ear-lobe, crown hair whorl, tongue rolling dan widow’s peak yang muncul pada setiap individu peserta kelas praktikum genetika. Hasil pengamatan menunjukkan kesesuaian hokum Hardy-Weinberg dan ketidaksesuaian dengan hukum Hardy-Weinberg. Perhitungan frekuensi alel berdasarkan persamaan hokum Hardy-Weinberg.
Kata kunci : Hukum Hardy-Weinberg, frekuensi alel, dominan, resesif.
I. Pendahuluan
Frekuensi alel dan frekuensi genotype berhubungan satu sama lain. Hal ini dapt dibuktikan dengan hokum Hardy-Weinberg. Hukum Hardy-Winberg mengemukakan bahwa frekuensi alel dalam suatu kelompok akan tetap dari generasi ke generasi selanjutnya. Untuk mengamati kesesuaian hokum Hardy-Weinberg dilakukan praktikum pengamatan sifat attached ear-lobe, crown hair whorl, tongue rolling dan widow’s peak dalam kelas peserta praktikum genetika.
Genetika populasi adalah salah satu cabang ilmu genetika yang mempelajari variasi genetik dalam suatu populasi. Genetika populasi mengenali arti penting dari sifat kuantitatif, karena cara menentukan penyebaran alel tersebut dilakukan secara matematis. Ilmu genetika populasi telah mempersatukan Mendelisme dan Darwinisme pada tahun 1930-an. Teori yang dikemukakan oleh Darwin pada masa-masa tersebut kurang dapat menjelaskan bagaimana variasi acak muncul dalam suatu populasi, namun tetap bertanggungjawab terhadap pewarisan tersebut dari induk kepada keturunan. Mendel pada masa-masa tersebut telah menjelaskan prinsip dasar pewarisan sifat yang dapat menyelesaikan permasalahan pada teori Darwin (Campbell dkk. 2003: 21- -22).
Genetika populasi sebagai cabang ilmu dari genetika banyak diaplikasikan dalam kehidupan. Genetika populasi dapat digunakan untuk memprediksi sebaran genotipe dari frekuensi gen yang telah diketahui. Salah satu saja frekuensi dari suatu gen diketahui dapat digunakan untuk memprediksi frekuensi gen yang lain. Hal tersebut dapat diaplikasikan dalam mendiagnosa penyakit genetik sebab frekuensi-frekuensi gen pembawa penyakit perlu untuk dihitung (Sofro 1994: 45 - - 46).
Kumpulan gen dalam suatu populasi dapat dipahami melalui Hukum Hardy-Weinberg. Hukum tersebut diambil dari nama dua orang saintis pada tahun 1908, yaitu G.H. Hardy dan Wilhelm Weinberg. Hukum tersebut mengemukakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi genotipe dalam kumpulan gen suatu populasi tetap konstan selama beberapa generasi, kecuali jika ada yang bertindak sebagai agen lain selain rekombinasi seksual. Prinsip tersebut dalam arti lain menyatakan bahwa pergeseran seksual alel akibat meiosis dan fertilisasi acak tidak mempengaruhi keseluruhan struktur genetik pada populasi (Campbell dkk. 2003: 23).
Keadaan kumpulan gen dalam suatu populasi yang berada dalam keadaan seimbang dinyatakan sebagai kesetimbangan Hardy-Weinberg. Keadaan-keadaan tersebut diperlukan untuk mempertahankan kesetimbangan Hardy-Weinberg dalam populasi. Hukum Hardy-Weinberg berlaku pada populasi yang berukuran besar karena tidak akan terjadi hanyutan genetik yang dapat mengubah frekuensi alel.Populasi harus terisolasi dari populasi lain agar tidak terjadi migrasi yang dapat mengubah kumpulan gen. Populasi juga tidak mengalami mutasi dan seleksi alam karena kumpulan gen juga dapat berubah karena kedua peristiwa tersebut. Perkawinan yang dilakukan oleh individu-individu pada populasi tersebut harus dilakukan secara benar-benar acak agar menghasilkan kombinasi alel yang reproduktif (Campbell dkk. 2003: 25).
Kemungkinan frekuensi alel pada suatu populasi dapat diprediksi dengan menggunakan persamaan Hardy-Weinberg, yang dinyatakan sebagai p2 + 2pq + q2 = 1. p menyatakan frekuensi alel dominan dan q menyatakan frekuensi alel resesif untuk suatu sifat yang diatur oleh pasangan alel, misalkan M dan m. p adalah alel dalam individu-individu dominan homozigot dan setengah dari individu-individu heterozigot. q adalah alel dalam individu-individu resesif homozigot dan setengah dari individu-individu heterozigot (Sofro 1994: 43 - - 44).
Jumlah alel dalam kasus tersebut hanya ada dua, sehingga jumlah keseluruhan frekuensi dalam populasi harus 100% atau dapat ditulis sebagai p + q = 1. Frekuensi alel berdasarkan persamaan tersebut dapat dihitung jika frekuensi alel yang lain diketahui. Frekuensi kedua alel yang sudah ditemukan kemudian dapat digunakan untuk menghitung frekuensi ketiga genotipe tersebut dalam persamaan p2 + 2pq + q2 = 1 (Sofro 1994: 45).
Hukum Hardy-Weinberg berlaku bila-syarat-syaratnya terpenuhi, yaitu perkawinan antara genotip yang satu dengan genotip yang lain terjadi secara acak, masing-masing genotip memiliki kemampuan hidup iviabilitas dan fertilitas yang sama, jumlah anggota populasi besar, tidak terjaadi mutasi dan seleksi alam dan tidak ada perpindahan populasi (Setiowati,T. & D. Furqonita.2007 : 113).
Praktikum genetika populasi mengamati empat sifat yang muncul pada semua peserta praktikum genetika. Sifat pertama yaitu arah putaran rambut pada kepala (crown hair whorl), yang terdiri dari alel dominan yang menyebabkan arah putaran rambut searah jarum jam dan alel resesif yang menyebabkan arah putaran rambut berlawanan arah jarum jam (Jones & Rickards 1991: 173). Sifat kedua yaitu kemampuan menggulung lidah (tongue rolling), yang terdiri dari alel dominan yang menyebabkan lidah dapat menggulung dan alel resesif yang menyebabkan lidah tidak dapat menggulung (Firmansyah dkk. 2007: 106).
Sifat ketiga yaitu cuping telinga (attached ear-lobe), yang terdiri dari alel dominan yang menyebabkan cuping telinga bebas dan alel resesif yang menyebabkan cuping telinga menempel. Sifat keempat yaitu pola pertumbuhan rambut yang menjorok keluar dari batas tumbuh rambut pada dahi (widow’s peak), yang terdiri dari alel dominan yang menyebabkan widow’s peak muncul dan alel resesif yang menyebabkan widow’s peak tidak muncul (Campbell dkk. 2002: 269 - - 270).
Tujuan dari praktikum genetika populasi yaitu : pertama, mengamati sifat morfologi pada populasi praktikum genetika. Kedua, mengetahui apakah frekuensi alel dari sifat attached ear-lobe, crown hair whorl, tongue rolling dan widow’s peak peserta praktikum genetikasesuai dengan hokum Hardi-Weinberg. Ketiga, Memahami perhitungan frekuensi gen (alel) dan frekuensi genotip dengan menggunakan persamaan Hardi-Weinberg.
II. Metodologi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum genetika populasi yaitu pulpen, kertas dan kalkulator. Praktikum ini mengamati cirri-ciri dari populasi kelas sehingga tidak memerlukan bahan-bahan yang spesifik.
Cara kerja pada praktikum genetika populasi yaitu mengamati empat sifat teman-teman sekelompok yaitu attached ear-lobe, crown hair whorl, tongue rolling dan widow’s peak. Hasil pengamatan ditulis di kertas kemusian dibuat tabel. Kemudian hasil satu kelompok digabungkan dengan hasil dari kelompok-kelompok lain sehingga menjadi suatu data kelas. Data kelas kemudia dihitung apakah sesuai dengan hokum hardy-weinberg atau tidak.
III. Hasil dan Pembahasan
Hasil praktikum yang praktikan dapat dinyatakan dalam tabel seperti dalam lampiran. Tabel berisi data frekuensi kelas praktikum genetika P2 menurut sifat attached ear-lobe, crown hair whorl, tongue rolling dan widow’s peak. Masing-masing kelompok mengumpulkan data pengamatan kelompok ke dalam data kelas. Seluruh data kelompok dikumpulkan kemudian dijumlahkan.
Menurut literatur yang praktikan dapat, bahwa rumus hukum Hardy-Weinberg yaitu 1 = p2+ 2pq + q2. P2 menyatakan sifat alel individu dominan homozigot, 2pq menyatakan frekuensi sifat alel individu heterozigot dan q2 menyatakan sifat alel individu resesif homozigot. Hal tersebut menjelaskan berapa jumlah individu dengan alel dominan lebih banyak dibandingkan jumlah individu dengan alel resesif dalam suatu populasi (Sofro 1994: 43 - - 44).
Pengamatan sifat tongue rolling pada populasi peserta praktikum genetika menunjukkan jumlah individu dengan alel dominan dan alel resesif dari total individu sebanyak 39 orang. Jumlah individu dengan alel dominan sebanyak 19 orang dan jumlah individu dengan alel resesif sebanyak 20 orang. Pengamatan tongue rolling didapat perbandingan alel resesif lebih besar daripada alel dominan, hal ini tidak sesuai dengan liteatur yang praktikan baca yaitu perbandingan alel dominan harus lebih besar daripada alel resesif. Peristiwa ini terjadi mungkin karena tidak terpenuhi syarat Hukum Hardy-Weinberg yaitu populasi harus besar.
Pengamatan sifat attached ear-lobe pada populasi peserta praktikum genetika menunjukkan jumlah individu dengan alel dominan dan alel resesif dari total individu sebanyak 39 orang. Jumlah individu dengan alel dominan sebanyak 27 orang dan jumlah individu dengan alel resesif sebanyak 12 orang. Hal tersebut menunjukkan bahwa frekuensi alel dari sifat attached ear-lobe dari populasi peserta praktikum genetika sesuai dengan Hukum Hardy-Weinberg.
Pengamatan sifat crown hair whorl pada populasi peserta praktikum genetika menunjukkan jumlah individu dengan alel dominan dan alel resesif dari total individu sebanyak 39 orang. Jumlah individu dengan alel dominan sebanyak 28 orang dan jumlah individu dengan alel resesif sebanyak 11 orang. Hal tersebut menunjukkan bahwa frekuensi alel dari sifat crown hair whorl dari populasi peserta praktikum genetika sesuai dengan Hukum Hardy-Weinberg.
Pengamatan sifat widow’s peak pada populasi peserta praktikum genetika menunjukkan jumlah individu dengan alel dominan dan alel resesif dari total individu sebanyak 39 orang. Jumlah individu dengan alel dominan sebanyak 15 orang dan jumlah individu dengan alel resesif sebanyak 24 orang. Pengamatan widow’s peak didapat perbandingan alel resesif lebih besar daripada alel dominan, hal ini tidak sesuai dengan liteatur yang praktikan baca yaitu perbandingan alel dominan harus lebih besar daripada alel resesif. Hal ini terjadi mungkin karena tidak terpenuhi syarat Hukum Hardy-Weinberg yaitu populasi harus besar.
IV. Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktikum genetika populasi dapat disimpulkan bahwa praktikan dapat mengamati sifat morfologi peserta praktikum genetika P2 melalui pengamatan attached ear-lobe, crown hair whorl, tongue rolling, widow’s peak. Setiap individu mempunyai karakteristik tersendiri yang menyebabkan adanya variasi dalam suatu kelompok.
Praktikan dapat mengetahui pengamatan attached ear-lobe, crown hair whorl, tongue rolling, widow’s peak menurut Hukum Hardy-Weinberg. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa sifat attached ear-lobe, crown hair whorl sesuai dengan hokum Hardy-Weinberg karena frekuensi alel dominan lebih besar dari frekuensi alel resesif, sedangkan sifat tongue rolling, widow’s peak tidak sesuai dengan hokum Hardy-Weinberg karena frekuensi alel dominan tidak lebih besar dari frekuensi alel resesif.
Praktikan dapat memahami perhitungan frekuensi gen (alel) dan frekuensi genotip dengan menggunakan persamaan Hardi –Weinberg. Perhitungannya melalui rumus hokum Hardy-Weinberg.
V. Daftar Acuan
Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchel. 2002. Biologi terj. dari Biology fifth ed. oleh Rahayu L., Ellyzar I.M., Nova A., Andri, Wishnu F.W., Wasmen, M. : xxi + 446 hlm.
Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchel. 2003. Biologi terj. dari biology fifth ed. oleh Wasmen M. : xxii + 412 hlm. http://books.google.co.id/books?id=MmtYqOgh3FYC&pg=PA26&dq=genetika+populasi&hl=id&ei=0r6GTYb7Gs74cd7M6ZQD&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=2&ved=0CCsQ6AEwAQ#v=onepage&q=genetika%20populasi&f=false. 21 Maret 2011, pk.14.50.
Firmansyah, R., A.M. Hendrawan, M.U. Riandi. 2007. Mudah dan aktif belajar biologi untuk kelas XII sekolah menengah atas / madrasah aliyah program ilmu pengetahuan alam: 220 hlm. http://books.google.co.id/books?id=WKguqRRz2_AC&pg=PA106&dq=alel+menggulung+lidah&hl=id&ei=uNqGTYyEGc6Hca7M_YUD&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CCcQ6AEwAA#v=onepage&q=alel%20menggulung%20lidah&f=false. 21 Maret 2011, pk. 14.12.
Jones, R.N. & G.K. Rickards. 1991. Practical genetics: 228 hlm. http://books.google.co.id/books?id=8GkKAQAAMAAJ&q=crown+whorl&dq=crown+whorl&hl=id&ei=u0GITdeUEILirAel35TZDg&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CCcQ6AEwAA. 22 Maret 2011, pk. 14.42.
Setiowati,T. & D. Furqonita.2007.Konsep Biologi kelas XII.xii + 131 hlm.
Sofro, A.S.M. 1994. Keanekaragaman genetik: vi + 127 hlm. http://books.google.co.id/books?id=tqpRL0uJm6kC&pg=PA45&dq=persamaan+hardy+weinberg&hl=id&ei=xsmGTaKZEsKdcbGZ1ZID&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=6&ved=0CD8Q6AEwBQ#v=onepage&q=persamaan%20hardy%20weinberg&f=false. 21 Maret 2011, pk. 14.25.
GENETIKA POPULASI
Faiq Anan Murobby*, A.R. Junaid, D.C. Waluyo, D. Oktavia, N. Nikita, R. Guspratiwi, F. Muhammad, W. Soleha
Universitas Indonesia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Departemen Biologi
Maret 2011
Abstrak
Genetika populasi mempelajari variasi genetik dalam suatu populasi. Kesetimbangan frekuensi genetic dalam suatu populasi dijelaskan dalam hokum Hardy-Weinberg. Kesetimbangan tersebut dapat dicapai dengan syarat-syarat tertentu taitu tidak terjadi mutasi dan seleksi alam, populasi yang besar, tidak terjadi migrasi, perkawinan acak dan mempunyai kemampuan hidup dan berkembang biak yang sama. Persamaan hukum Hardy-Weinberg menjelaskan bahwa jumlah frekuansi alel dominan dan alel resesif dalam populasi menghasilkan angka satu. Persamaan tersebut berhubungan dengan besar frekuensi suatu alel yang dapat diprediksi jika frekuensi alel yang lain telah diketahui. Telak dilakukan pengamatan sifat attached ear-lobe, crown hair whorl, tongue rolling dan widow’s peak yang muncul pada setiap individu peserta kelas praktikum genetika. Hasil pengamatan menunjukkan kesesuaian hokum Hardy-Weinberg dan ketidaksesuaian dengan hukum Hardy-Weinberg. Perhitungan frekuensi alel berdasarkan persamaan hokum Hardy-Weinberg.
Kata kunci : Hukum Hardy-Weinberg, frekuensi alel, dominan, resesif.
I. Pendahuluan
Frekuensi alel dan frekuensi genotype berhubungan satu sama lain. Hal ini dapt dibuktikan dengan hokum Hardy-Weinberg. Hukum Hardy-Winberg mengemukakan bahwa frekuensi alel dalam suatu kelompok akan tetap dari generasi ke generasi selanjutnya. Untuk mengamati kesesuaian hokum Hardy-Weinberg dilakukan praktikum pengamatan sifat attached ear-lobe, crown hair whorl, tongue rolling dan widow’s peak dalam kelas peserta praktikum genetika.
Genetika populasi adalah salah satu cabang ilmu genetika yang mempelajari variasi genetik dalam suatu populasi. Genetika populasi mengenali arti penting dari sifat kuantitatif, karena cara menentukan penyebaran alel tersebut dilakukan secara matematis. Ilmu genetika populasi telah mempersatukan Mendelisme dan Darwinisme pada tahun 1930-an. Teori yang dikemukakan oleh Darwin pada masa-masa tersebut kurang dapat menjelaskan bagaimana variasi acak muncul dalam suatu populasi, namun tetap bertanggungjawab terhadap pewarisan tersebut dari induk kepada keturunan. Mendel pada masa-masa tersebut telah menjelaskan prinsip dasar pewarisan sifat yang dapat menyelesaikan permasalahan pada teori Darwin (Campbell dkk. 2003: 21- -22).
Genetika populasi sebagai cabang ilmu dari genetika banyak diaplikasikan dalam kehidupan. Genetika populasi dapat digunakan untuk memprediksi sebaran genotipe dari frekuensi gen yang telah diketahui. Salah satu saja frekuensi dari suatu gen diketahui dapat digunakan untuk memprediksi frekuensi gen yang lain. Hal tersebut dapat diaplikasikan dalam mendiagnosa penyakit genetik sebab frekuensi-frekuensi gen pembawa penyakit perlu untuk dihitung (Sofro 1994: 45 - - 46).
Kumpulan gen dalam suatu populasi dapat dipahami melalui Hukum Hardy-Weinberg. Hukum tersebut diambil dari nama dua orang saintis pada tahun 1908, yaitu G.H. Hardy dan Wilhelm Weinberg. Hukum tersebut mengemukakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi genotipe dalam kumpulan gen suatu populasi tetap konstan selama beberapa generasi, kecuali jika ada yang bertindak sebagai agen lain selain rekombinasi seksual. Prinsip tersebut dalam arti lain menyatakan bahwa pergeseran seksual alel akibat meiosis dan fertilisasi acak tidak mempengaruhi keseluruhan struktur genetik pada populasi (Campbell dkk. 2003: 23).
Keadaan kumpulan gen dalam suatu populasi yang berada dalam keadaan seimbang dinyatakan sebagai kesetimbangan Hardy-Weinberg. Keadaan-keadaan tersebut diperlukan untuk mempertahankan kesetimbangan Hardy-Weinberg dalam populasi. Hukum Hardy-Weinberg berlaku pada populasi yang berukuran besar karena tidak akan terjadi hanyutan genetik yang dapat mengubah frekuensi alel.Populasi harus terisolasi dari populasi lain agar tidak terjadi migrasi yang dapat mengubah kumpulan gen. Populasi juga tidak mengalami mutasi dan seleksi alam karena kumpulan gen juga dapat berubah karena kedua peristiwa tersebut. Perkawinan yang dilakukan oleh individu-individu pada populasi tersebut harus dilakukan secara benar-benar acak agar menghasilkan kombinasi alel yang reproduktif (Campbell dkk. 2003: 25).
Kemungkinan frekuensi alel pada suatu populasi dapat diprediksi dengan menggunakan persamaan Hardy-Weinberg, yang dinyatakan sebagai p2 + 2pq + q2 = 1. p menyatakan frekuensi alel dominan dan q menyatakan frekuensi alel resesif untuk suatu sifat yang diatur oleh pasangan alel, misalkan M dan m. p adalah alel dalam individu-individu dominan homozigot dan setengah dari individu-individu heterozigot. q adalah alel dalam individu-individu resesif homozigot dan setengah dari individu-individu heterozigot (Sofro 1994: 43 - - 44).
Jumlah alel dalam kasus tersebut hanya ada dua, sehingga jumlah keseluruhan frekuensi dalam populasi harus 100% atau dapat ditulis sebagai p + q = 1. Frekuensi alel berdasarkan persamaan tersebut dapat dihitung jika frekuensi alel yang lain diketahui. Frekuensi kedua alel yang sudah ditemukan kemudian dapat digunakan untuk menghitung frekuensi ketiga genotipe tersebut dalam persamaan p2 + 2pq + q2 = 1 (Sofro 1994: 45).
Hukum Hardy-Weinberg berlaku bila-syarat-syaratnya terpenuhi, yaitu perkawinan antara genotip yang satu dengan genotip yang lain terjadi secara acak, masing-masing genotip memiliki kemampuan hidup iviabilitas dan fertilitas yang sama, jumlah anggota populasi besar, tidak terjaadi mutasi dan seleksi alam dan tidak ada perpindahan populasi (Setiowati,T. & D. Furqonita.2007 : 113).
Praktikum genetika populasi mengamati empat sifat yang muncul pada semua peserta praktikum genetika. Sifat pertama yaitu arah putaran rambut pada kepala (crown hair whorl), yang terdiri dari alel dominan yang menyebabkan arah putaran rambut searah jarum jam dan alel resesif yang menyebabkan arah putaran rambut berlawanan arah jarum jam (Jones & Rickards 1991: 173). Sifat kedua yaitu kemampuan menggulung lidah (tongue rolling), yang terdiri dari alel dominan yang menyebabkan lidah dapat menggulung dan alel resesif yang menyebabkan lidah tidak dapat menggulung (Firmansyah dkk. 2007: 106).
Sifat ketiga yaitu cuping telinga (attached ear-lobe), yang terdiri dari alel dominan yang menyebabkan cuping telinga bebas dan alel resesif yang menyebabkan cuping telinga menempel. Sifat keempat yaitu pola pertumbuhan rambut yang menjorok keluar dari batas tumbuh rambut pada dahi (widow’s peak), yang terdiri dari alel dominan yang menyebabkan widow’s peak muncul dan alel resesif yang menyebabkan widow’s peak tidak muncul (Campbell dkk. 2002: 269 - - 270).
Tujuan dari praktikum genetika populasi yaitu : pertama, mengamati sifat morfologi pada populasi praktikum genetika. Kedua, mengetahui apakah frekuensi alel dari sifat attached ear-lobe, crown hair whorl, tongue rolling dan widow’s peak peserta praktikum genetikasesuai dengan hokum Hardi-Weinberg. Ketiga, Memahami perhitungan frekuensi gen (alel) dan frekuensi genotip dengan menggunakan persamaan Hardi-Weinberg.
II. Metodologi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum genetika populasi yaitu pulpen, kertas dan kalkulator. Praktikum ini mengamati cirri-ciri dari populasi kelas sehingga tidak memerlukan bahan-bahan yang spesifik.
Cara kerja pada praktikum genetika populasi yaitu mengamati empat sifat teman-teman sekelompok yaitu attached ear-lobe, crown hair whorl, tongue rolling dan widow’s peak. Hasil pengamatan ditulis di kertas kemusian dibuat tabel. Kemudian hasil satu kelompok digabungkan dengan hasil dari kelompok-kelompok lain sehingga menjadi suatu data kelas. Data kelas kemudia dihitung apakah sesuai dengan hokum hardy-weinberg atau tidak.
III. Hasil dan Pembahasan
Hasil praktikum yang praktikan dapat dinyatakan dalam tabel seperti dalam lampiran. Tabel berisi data frekuensi kelas praktikum genetika P2 menurut sifat attached ear-lobe, crown hair whorl, tongue rolling dan widow’s peak. Masing-masing kelompok mengumpulkan data pengamatan kelompok ke dalam data kelas. Seluruh data kelompok dikumpulkan kemudian dijumlahkan.
Menurut literatur yang praktikan dapat, bahwa rumus hukum Hardy-Weinberg yaitu 1 = p2+ 2pq + q2. P2 menyatakan sifat alel individu dominan homozigot, 2pq menyatakan frekuensi sifat alel individu heterozigot dan q2 menyatakan sifat alel individu resesif homozigot. Hal tersebut menjelaskan berapa jumlah individu dengan alel dominan lebih banyak dibandingkan jumlah individu dengan alel resesif dalam suatu populasi (Sofro 1994: 43 - - 44).
Pengamatan sifat tongue rolling pada populasi peserta praktikum genetika menunjukkan jumlah individu dengan alel dominan dan alel resesif dari total individu sebanyak 39 orang. Jumlah individu dengan alel dominan sebanyak 19 orang dan jumlah individu dengan alel resesif sebanyak 20 orang. Pengamatan tongue rolling didapat perbandingan alel resesif lebih besar daripada alel dominan, hal ini tidak sesuai dengan liteatur yang praktikan baca yaitu perbandingan alel dominan harus lebih besar daripada alel resesif. Peristiwa ini terjadi mungkin karena tidak terpenuhi syarat Hukum Hardy-Weinberg yaitu populasi harus besar.
Pengamatan sifat attached ear-lobe pada populasi peserta praktikum genetika menunjukkan jumlah individu dengan alel dominan dan alel resesif dari total individu sebanyak 39 orang. Jumlah individu dengan alel dominan sebanyak 27 orang dan jumlah individu dengan alel resesif sebanyak 12 orang. Hal tersebut menunjukkan bahwa frekuensi alel dari sifat attached ear-lobe dari populasi peserta praktikum genetika sesuai dengan Hukum Hardy-Weinberg.
Pengamatan sifat crown hair whorl pada populasi peserta praktikum genetika menunjukkan jumlah individu dengan alel dominan dan alel resesif dari total individu sebanyak 39 orang. Jumlah individu dengan alel dominan sebanyak 28 orang dan jumlah individu dengan alel resesif sebanyak 11 orang. Hal tersebut menunjukkan bahwa frekuensi alel dari sifat crown hair whorl dari populasi peserta praktikum genetika sesuai dengan Hukum Hardy-Weinberg.
Pengamatan sifat widow’s peak pada populasi peserta praktikum genetika menunjukkan jumlah individu dengan alel dominan dan alel resesif dari total individu sebanyak 39 orang. Jumlah individu dengan alel dominan sebanyak 15 orang dan jumlah individu dengan alel resesif sebanyak 24 orang. Pengamatan widow’s peak didapat perbandingan alel resesif lebih besar daripada alel dominan, hal ini tidak sesuai dengan liteatur yang praktikan baca yaitu perbandingan alel dominan harus lebih besar daripada alel resesif. Hal ini terjadi mungkin karena tidak terpenuhi syarat Hukum Hardy-Weinberg yaitu populasi harus besar.
IV. Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktikum genetika populasi dapat disimpulkan bahwa praktikan dapat mengamati sifat morfologi peserta praktikum genetika P2 melalui pengamatan attached ear-lobe, crown hair whorl, tongue rolling, widow’s peak. Setiap individu mempunyai karakteristik tersendiri yang menyebabkan adanya variasi dalam suatu kelompok.
Praktikan dapat mengetahui pengamatan attached ear-lobe, crown hair whorl, tongue rolling, widow’s peak menurut Hukum Hardy-Weinberg. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa sifat attached ear-lobe, crown hair whorl sesuai dengan hokum Hardy-Weinberg karena frekuensi alel dominan lebih besar dari frekuensi alel resesif, sedangkan sifat tongue rolling, widow’s peak tidak sesuai dengan hokum Hardy-Weinberg karena frekuensi alel dominan tidak lebih besar dari frekuensi alel resesif.
Praktikan dapat memahami perhitungan frekuensi gen (alel) dan frekuensi genotip dengan menggunakan persamaan Hardi –Weinberg. Perhitungannya melalui rumus hokum Hardy-Weinberg.
V. Daftar Acuan
Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchel. 2002. Biologi terj. dari Biology fifth ed. oleh Rahayu L., Ellyzar I.M., Nova A., Andri, Wishnu F.W., Wasmen, M. : xxi + 446 hlm.
Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchel. 2003. Biologi terj. dari biology fifth ed. oleh Wasmen M. : xxii + 412 hlm. http://books.google.co.id/books?id=MmtYqOgh3FYC&pg=PA26&dq=genetika+populasi&hl=id&ei=0r6GTYb7Gs74cd7M6ZQD&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=2&ved=0CCsQ6AEwAQ#v=onepage&q=genetika%20populasi&f=false. 21 Maret 2011, pk.14.50.
Firmansyah, R., A.M. Hendrawan, M.U. Riandi. 2007. Mudah dan aktif belajar biologi untuk kelas XII sekolah menengah atas / madrasah aliyah program ilmu pengetahuan alam: 220 hlm. http://books.google.co.id/books?id=WKguqRRz2_AC&pg=PA106&dq=alel+menggulung+lidah&hl=id&ei=uNqGTYyEGc6Hca7M_YUD&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CCcQ6AEwAA#v=onepage&q=alel%20menggulung%20lidah&f=false. 21 Maret 2011, pk. 14.12.
Jones, R.N. & G.K. Rickards. 1991. Practical genetics: 228 hlm. http://books.google.co.id/books?id=8GkKAQAAMAAJ&q=crown+whorl&dq=crown+whorl&hl=id&ei=u0GITdeUEILirAel35TZDg&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CCcQ6AEwAA. 22 Maret 2011, pk. 14.42.
Setiowati,T. & D. Furqonita.2007.Konsep Biologi kelas XII.xii + 131 hlm.
Sofro, A.S.M. 1994. Keanekaragaman genetik: vi + 127 hlm. http://books.google.co.id/books?id=tqpRL0uJm6kC&pg=PA45&dq=persamaan+hardy+weinberg&hl=id&ei=xsmGTaKZEsKdcbGZ1ZID&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=6&ved=0CD8Q6AEwBQ#v=onepage&q=persamaan%20hardy%20weinberg&f=false. 21 Maret 2011, pk. 14.25.
Senin, 21 Februari 2011
Cermis (Cerpen Manis) Path I
Panas terik matahari menembus sampai ke ubun-ubun
Sinarnya yang menyilaukan mata terpantulkan oleh kaca-kaca ruko di pinggiran jalan,
Aku tetap berjalan menulusuri trotoar seakan tak perduli suasana panas yang menyapa, terkadang pula angin menerpa..suasana takmenentu..
Hingga lamunanku tersadarkan oleh nenek yang berteriak jatuh dari pegangan gerobak tua pembersih kota yang di jalankan sang kakek,di jalan raya tepat disebelah aku berjalan.
“Innalillahi, masyaAllah, Ayo nek, istirahat dulu”. aku memberikan minuman yang disodorkan oleh kakek yang juga tampak kehausan, namun airnya hanya tinggal beberapa, ”Kenapa nenek masih bekerja seperti ini, sudah seharusnya nenek beristirahat di rumah, kemana anak nenek (sambil mengobati bagian kaki nenek yang terkilir), untungnya aku sedikit tahu bagaimana mengobati kaki yang terkiir, bagaimana kalau nenek jatuh di jalan yang kosong tidak ada orang?” Begitulah sifatku, tak kenal dan pandang siapa orang yang sedang kuhadapi, langsung menyodorkan pertanyaan dan menyalahkan keadaan sampai pada akhirnya aku tersadarkan pertanyaanku membuat nenek itu menangis dan mengusap keringatku seakan aku cucunya,” siapa namamu nak?”, “nenek, maaf nek, namaku nisaa,” nenek itu tersenyum tapi air matanya tak berhenti mengalir.”Nenek kenapa?”,“Nama yang bagus,ayo nak bantu nenek berdiri” nenek itu tak menghiraukan pertanyaanku. Aku pun memapahnya menuju gerobak tua itu dibantu oleh kakek, lalu aku memberikan sedikit uang ku, namun nenek itu menolak. “Harusnya aku yang memberimu uang nak, ayo kek kita lanjutkan perjalanan kita”, dan akhirnya nenek itu pergi. Aku terus menatapnya sampai di tikungan jalan dan tak terlihat. Hingga tiba-tiba suasana berubah 180derajat, semua tampak gelap, dan gerimis pun jatuh, sampai akhirnya hujan deras, aku berlari menuju tempat berteduh sampai akhirnya kepalaku tiba-tiba pusing dan... brruuukk..
Langit berputar-putar, suram, gelap, seakan ku terjatuh di dasar tebing yang paling curam. Aku terjatuh di pelataran ruko. Tak ada yang menolong sampai akhirnya aku tersadar sendiri. Tak tersadar aku ini berada di Ibu Kota, yang kata orang acuh hal biasa. Hujan deras tadi seketika membuat sekitar menjadi sepi sehingga tak ada yang sempat menolongku. Aku mencoba berdiri namun… Aduh, aku masih lemas dan terjatuh lagi. Tampak seorang pengendara motor menghampiriku dan membantuku berdiri.
“Hati-hati mbak, istirahat dulu di pinggir tembok itu dulu”katanya dibalik helm sporty
“Iya, Terimakasih..”balasku
“Maaf mbak, saya ada perlu…”katanya sambil memacu motor meninggalkanku bergelimang tanda tanya. Siapakah dirinya?
Aku berteduh cukup lama sampai cuaca sudah agak bisa di kompromi untukku berjalan pulang ke rumah. Aku lagi di Jakarta, menjenguk adikku yang kuliah di FK UI, Salemba. Aku baru beberapa bulan pulang ke Indonesia setelah lulus sarjana S-2 di University of Kyoto, Jepang. Aku senang adikku akhirnya kesampaian juga menembus ketatnya persaingan untuk belajar di FK UI, cita-citanya yang dulu pernah diutarakan saat SMP.
Setelah sekitar 2 minggu di Jakarta, aku memutuskan pulang ke Malang. Sepulangku dari Jepang, aku menjadi staff dosen di Unbraw. Alhamdulillah tak begitu lama aku menjadi dosen tetap Unbraw untuk jurusan Biologi. Sungguh nikmat yang tak terkira.
Selama hampir satu tahun aku menjadi dosen di Unbraw, kampong halamanku. Hari berganti hari, bulan ke bulan hingga suatu hari aku mengeluh sakit kepala yang begitu berat. Sebenarnya aku cukup sering mengeluh sakit kepala, namun tak seberat ini dan biasanya hanya sebentar serta ku abaikan. Waktu itu benar-benar pening, pusing, bumi seakan berputar-putar dan puncaknya saat ku sedang mengajar aku jatuh pingsan. Bbrruukk…seperti dulu.
Anak-anak berkerumun dan berusaha menolongku untuk dibawa ke klinik fakultas. Setelah aku siuman, aku disuruh beristirahat dan pulang. Kejadian itu tarjadi bukan Cuma sesekali, namun berkali-kali hingga Ibuku menginisiatif untuk membawaku ke rumah sakit untuk diperiksa. Dugaan awal adalah migrain stadium menengah yang diharuskan dirawat di rumah sakit. Namun aku enggan dirawat inap karena ku harus mengajar. Akhirnya aku memutuskan untuk rawat jalan.
Belum ada satu bulan kejadian itu terulang kembali. Ibuku pun memaksaku untuk dirawat inap sekaligus pengecekan melalui laboratorium. Dengan dukungan teman-teman sesame dosen, aku pun dirawat inap di salah satu rumah sakit negeri di Kota Apel ini. Hasil pengecekan menunjukkan aku mengalami gegar otak ringan, tak hanya itu aku juga terdiagnosis adanya kanker di bagian lambung. Seperti itukah kondisi tubuhku? Aku hanya menerima ketika selang infus ditancapkan ke dalam lenganku dengan siaga tabung oksigen jika sewaktu-waktu aku kejang. Oh, betapa bobroknya aku ini.
Berita sakitku kini bagai debu, mudah menyebar tertiup angin. Dari kalangan dosen, teman-temanku saat SD,SMP,SMA bahkan kuliah berduyun-duyun menjengukku. Sepertinya aku mendadak menjadi artis,-hehe-,namun artis gara-gara sakit, cukup memilukan. Para penjenguk bergiliran saling berdatangan sampai hari itu.
Mataku sedikit terbuka, namun lanagsung terbelak. Ah dia kan Ferdi! Mau dia apa kesini. Ya, Ferdi adalah kekasihku ketika kuliah namun aku keluar dari kampus itu semenjak aku dapat beasiswa untuk studi di Negara Bunga Matahari. Itu adalah impianku sejak kecil. Aku jadi teringat bagaimana perasaanku yang bergejolak waktu itu.
Cukup, kenapa ia datang kemari? Ugh, badanku masih lemas, mulutku seakan masih terkunci rapat untuk ucapkan kata-kata, kepalaku masih pusing. Mataku kembali terpincit karna memang sangat berat.
Tiba-tiba Ibuku datang, Ferdi kesini untuk menjengukku. Ia tahu aku lagi disini karna baca status facebookku. Hahaha! ketawaku dalam hati. Aku memang rajin update status hampir tiap hari. Termasuk disaat sakit seperti ini. HPku tetap ada disampingku, selagi ada kekuatan untuk menggerakkan jari-jari mungilku ini untuk mengetik, langsung tancap tanpa peduli.
“Ternyata kamu masih seperti dulu yah, manja dan gampang sakit.” Celetuk Ferdi tiba-tiba seraya tersenyum.
“Haha, dasar kamu Fer,” ucapku lirih. “Bagaimana keadaanmu sekarang?” aku coba membuka pembicaraan.
“Ya begitulah, sekarang aku kerja di salah satu pabrik elektronik terkemuka. Kenapa? Mau jadi sekretarisku?” Balasnya kini dengan agak tertawa.
“Kamu ini, dari dulu tak berubah. Emang kamu diposisi apa? Direktur? Nawarin jadi sekretaris segala, paling kamu cuma jadi tim pengrakit doang” balasku dengan sedikit merintih.
“Hmm…kali aja pulang dari sini diangkat jadi direktur. Bagaimana keadaanmu sekarang?”
Amin…tapi ngimpi kali ya, gumamku dalam hati. Ia masih seperti dulu, murah senyum. Parasnya yang rupawan dengan taburan senyum yang membuatku betah menjadi kekasihnya. Haha, emangnya aku ini wanita pencari senyum. Ia juga masih baik hati. Syukurlah ia sekarang sudah bekerja di pabrik yang ia impikan dulu. Aku teringat ketika dulu ia begitu terobsesi mengambil jurusan otomotif di SMK dan mengambil jurusan teknik elektro juga yang sekampus denganku. Aku kenal dia sejak SMP, saat lomba sinopsis. Ia akhirnya menjadi juara 1 dan melaju ke tingkat kabupaten sedangkan aku tidak. Ah, pasti gara-gara itu! Ia salah prosedur, harusnya kertas untuk menulis diperbanyak olehnya sehingga anak yang lain dapat menulis di kertas yang diharuskan. Ugh! Aku kan rajin jadi juara di sekolahku. Sudahlah. Semenjak itu Aku mulai kenal dia. Ya, meski hanya sebatas kenal dan memang beda kelas. Saat Ujian Nasional Aku bersaing dengannya. Semenjak Ia menjuarai lomba itu Ia menjadi semakin pintar dan terobsesi serta menjadi saingan nomor satuku di sekolah. Hubunganku dengannya semakin dekat sejak keluarganya pindah ke komplek sekitar rumahku. Waktu itu Ia memilih untuk masuk SMK sedangkan Aku memilih melanjutkan ke SMA nomor 1 di kotaku. Keluargaku dan Dia sekarang saling kenal dan dekat. Dan saat lulus sekolah menengah, Ibuku membujuknya untuk melanjutkan ke universitas agar sama denganku. Katanya agar Aku ada yang membimbing di sana. Aku kan anak manja alasannya. Haha,dasar Ibu. Well, akhirnya kita seuniversitas, Aku ambil jurusan Sistem Informatika sedangkan Ia ambil Teknik Elektro, melanjutkan kiprahnya di SMK. Aku terlamun. Tiba-tiba….
Kring… HPku bordering.
Ferdi mengambil HPku, “Steve Boltzman, aku angkatkan ya?”katanya lirih
Hah?tiba-tiba kok dia telfon sih. “Oiya, Silahkan”
Bla bla bla…Ferdi bicara dengannya cukup panjang lebar. Agaknya ia sudah cukup mahir berbahasa Inggris. Kudengar meski lirih ia menjelaskan keadaanku.
“Dari siapa Fer?”Tanya Ibuku
“Steve Boltzman”
“Oh,Steve. Teman si nisa waktu kuliah di Jepang”
“Kok dia bilang sayang”
Dasar si Steve, kelakuannya kumat lagi disaat ku sedang begini. Aku sempat tertipu olehnya dengan menjadi kekasihnya saat di Jepang. Satu jurusan dan laboratorium membuat kita hampir setiap saat bersama. Ah! Ku tak mau mengingatnya lagi. Ia ternyata seorang playboy. Proyek penelitian mikroorganisme lautku nyaris gagal karna kelakuan Steve yang buat Aku sakit hati sehingga aku sempat tak konsen. Ya, aku mengambil jurusan Kelautan untuk S-1 dan Mikrobiologi untuk S-2. Sudahlah. Aku sudah kesal dengan orang itu. Semenjak aku pulang ke Indonesia aku malas berhubungan dengannya.
“Iyakah? Bener dia kekasihmu nis?”celetuk ibuku tiba-tiba
“Ah, ngga bu. Cuma teman penelitian kok. Kelakuannya saja yang SKSD” timpalku
“Ternyata kamu masih menarik ya, dimana kamu berada kau temukan cinta. Aku salut padamu nis.” Tambah Ferdi
“Ngledek ya….” Jawabku
Suasana kembali mencair. Taburan canda tawa membuat lupa akan sakit yang dialami. Sampai suster dan dokter datang untuk mengecek keadaanku. Semua penjenguk keluar kecuali ibuku yang setia menemani.
Ah, ada apa dengan hari ini. Kenapa tiba-tiba Ferdi datang menjengukku. Kedatangannya seakan membuat Ibuku bahagia. Ibuku senang dengannya, ia anak yang baik katanya. Dan ketika aku dan Ferdi di terima di universitas yang sama, raut wajah ibuku tak dapat menyembunyikan kegembiraannya. Ketika aku menjadi kekasih Ferdi pun tak ada raut suram di wajah ibuku. Terserah aku, yang penting dapat jaga diri. Tapi sebenarnya bukan kekasih karna Ferdi tak mau disebut kekasih, tak mau berpacaran. Tapi aku sendiri yang menganggapnya sebagai kekasih. -hehe- Maklumlah Ia seorang yang taat beragama. Ibuku pernah meledekku bahwa Ferdi bisa menjadi pembimbingku, Aku kan sholatnya gak pernah penuh. Haha, iyalah bu. Aku kan wanita.
Huh, dan kenapa Steve tiba-tiba meneleponku. Bilang sayang-sayang lagi. Ibuku nyaris percaya tadi. Aku tak bisa membayangkan bagaimana raut wajah ibuku jika benar tadi. Betapa labil dan mudahnya perasaanku berubah. Tapi itulah yang terjadi, namun ku coba menutupi apa yang terjadi.
Tiba-tiba HPku berbunyi. Ada sms masuk dari nomor yang tak ku kenal. “Jangan lupa sholat ya…” Siapa sih, Ah, pikirin. Paling dari fansku, emangnya aku punya fans apa. “Insya Allah. Terimakasih ya,” aku balas.
Langit berubah gelap. Malam pun menjemput. Waktunya beristirahat. Langit-langit kamar rumah sakit seakan bertabur bintang dan tersenyum kepadaku. Semilir angin menghias permadani hatiku hari ini. Luar biasa. Betapa besar anugerahMu wahai Tuhanku. Tuhan Semesta Alam. Sang Pemilik Hati.
Namun mataku tak bisa terpejam malam ini. Di kepalaku terbayang 2 wajah pemuda yang pernah singgah di hatiku. Oh, so sweet.. tiba-tiba lamunanku berubah, teringat akan nenek dan kakek yang pernah ku tolong dulu. Aku belum tahu namanya. Hmm..Bagaimanakah keadaan mereka sekarang ya, gumamku dalam hati. Tetesan air infus kurasakan masuk ke dalam sel-sel tubuhku. Rupanya aku semakin lemas dan akhirnya aku pun tertidur.
Esok menjelang, tak terasa hari berganti hari. Terus berputar roda kehidupan seakan tanpa lelah. Kadang menggilas begitu kejam, kadang membantu berjalannya kesuksesan seseorang. Jika berhenti, apa artinya dengan kehidupan? Begitu juga denganku, sudah 9 hari aku terbaring diranjang rumah sakit. Aku sebagai lulusan mikrobiologi yang seharusnya ahli dalam bidang itu malah harus berjibaku dengan apa yang aku pelajari waktu kuliah dulu. Begitulah, aku didiagnosis dokter terkena gegar otak ringan. Ugh! Betapa menyedihkannya aku ini. Bukan hanya itu aku pun menderita kanker lambung, meski belum parah namun cukup membuat tubuh ini lemas. Kebiasaanku menunda makan dan hemat makan kemungkinan menjadi penyebabnya. Juga karena sakit maagku yang aku abaikan saat ku kuliah dulu.
Aku dibawa ke rumah sakit ini dengan keluhan seperti pusing-pusing. Semenjak terjatuh dulu aku sering pusing dan setelah diperiksa aku menderita gegar otak ringan. Tak hanya itu, setelah diperiksa lebih lanjut ternyata terdapat kanker lambung, namun masih tahap dini dan diusahakan dapat disembukan. Ingatku lagi.
Kenapa aku ini? Ayo nisa kamu harus bisa! Umurku sekarang 25 tahun dengan gelar lulusan University of Kyoto, Jepang membuat orangtuaku dan kerabatku ikut bangga. Terutama ibuku, semenjak bapakku meninggal dunia beberapa bulan setelah aku diterima di UI, aku termotivasi untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri agar sedikit meringankan beban ibuku yang harus mengurus 2 adikku yang masih duduk di kelas 2 SMA dan 1 SMP waktu itu. Sekarang adikku sedang mempersiapkan skripsinya untuk lulus dari UGM dan adikku yang lain sekarang menjadi mahasiswa UI sepertiku dulu. Aku wanita, anak pertama. Pekerjaanku sebagai dosen di Unbraw Malang sementara cuti.
Tok..tok..tok.. tiba-tiba suara pintu diketuk.
“Masuk”
“Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumsalam”jawabku.
Ah… nenek itu. “Silahkan masuk nek”aku berusaha duduk dari baringku
“Ga usah dipaksa nduk, kamu kan lagi sakit”cegah nenek
“Tak apa nek”,jawabku”Nenek tahu dari mana saya ada di sini? Bagaimana kabar nenek? dimana kakek?”aku langsung membuka pertanyaan. Aku ingin tahu keadaannya lebih dulu, terlihat semakin keriput dibanding 2 bulan lalu ketika aku menolongnya.
“Nenek baik-baik saja, Alhamdulillah. Kakek ada dirumah, lagi istirahat. Bagaimana denganmu nduk?katanya kamu sudah lama dirawat di sini.”
“Alhamdulillah baik juga nek, sudah 9 hari, tak apa-apa nek. Oiya dia siapa nek?” aku tertuju pada sesosok wanita berkerudung abu-abu dibelakang nenek
“Oh..dia anak bungsu nenek, sekarang kuliah di Unbraw jurusan Biologi.”ungkap nenek,”Ayo kenalan sama ibu dosenmu”pintanya pada si anak tersebut
“Namamu siapa nak?”
“Hikmah bu,”jawabnya halus sambil menyalamiku
“Wah, nama yang bagus. Penuh hikmah hidupmu nak.”
“Alhamdulillah bu, nama ibu juga bagus”sambil tersenyum
Begitulah, awal pembicaraanku waktu itu. Dikala tiada ibuku karna sedang menebus obat untukku, aku merasa tidak enak hati menjamu tanpa apa-apa karna aku tidak bisa leluasa bergerak. Rupanya nenek tahu keberadaanku di sini dari anaknya,si Hikmah yang mengetahui dari kampusnya. Nenek dan kakek mengurus sendiri anak bungsunya. Mereka mengusahakan anak bungsunya untuk kuliah agar kelak bisa sukses. Aku terharu mendengar cerita nenek. Hikmah kuliah sambil bekerja untuk memenuhi kebutuhannya dan kebutuhan kakek neneknya. Sungguh ironi dengan kondisi sekarang, banyak orang yang terjerumus ke dalam hedonisme dan konsumerisme. Jauh dari orang tua menjadi bebas dan hura-hura. Tak mengerti bagaimana susahnya mencari uang di zaman sekarang.
-TO BE CONTINUE-
Penasaran dgn kisah selanjutnya? Kirim kesan Anda ke :
Visit : http://firilliumchromanidas.blogspot.com
Atau sms ke no. call center: blab la bla…
Sinarnya yang menyilaukan mata terpantulkan oleh kaca-kaca ruko di pinggiran jalan,
Aku tetap berjalan menulusuri trotoar seakan tak perduli suasana panas yang menyapa, terkadang pula angin menerpa..suasana takmenentu..
Hingga lamunanku tersadarkan oleh nenek yang berteriak jatuh dari pegangan gerobak tua pembersih kota yang di jalankan sang kakek,di jalan raya tepat disebelah aku berjalan.
“Innalillahi, masyaAllah, Ayo nek, istirahat dulu”. aku memberikan minuman yang disodorkan oleh kakek yang juga tampak kehausan, namun airnya hanya tinggal beberapa, ”Kenapa nenek masih bekerja seperti ini, sudah seharusnya nenek beristirahat di rumah, kemana anak nenek (sambil mengobati bagian kaki nenek yang terkilir), untungnya aku sedikit tahu bagaimana mengobati kaki yang terkiir, bagaimana kalau nenek jatuh di jalan yang kosong tidak ada orang?” Begitulah sifatku, tak kenal dan pandang siapa orang yang sedang kuhadapi, langsung menyodorkan pertanyaan dan menyalahkan keadaan sampai pada akhirnya aku tersadarkan pertanyaanku membuat nenek itu menangis dan mengusap keringatku seakan aku cucunya,” siapa namamu nak?”, “nenek, maaf nek, namaku nisaa,” nenek itu tersenyum tapi air matanya tak berhenti mengalir.”Nenek kenapa?”,“Nama yang bagus,ayo nak bantu nenek berdiri” nenek itu tak menghiraukan pertanyaanku. Aku pun memapahnya menuju gerobak tua itu dibantu oleh kakek, lalu aku memberikan sedikit uang ku, namun nenek itu menolak. “Harusnya aku yang memberimu uang nak, ayo kek kita lanjutkan perjalanan kita”, dan akhirnya nenek itu pergi. Aku terus menatapnya sampai di tikungan jalan dan tak terlihat. Hingga tiba-tiba suasana berubah 180derajat, semua tampak gelap, dan gerimis pun jatuh, sampai akhirnya hujan deras, aku berlari menuju tempat berteduh sampai akhirnya kepalaku tiba-tiba pusing dan... brruuukk..
Langit berputar-putar, suram, gelap, seakan ku terjatuh di dasar tebing yang paling curam. Aku terjatuh di pelataran ruko. Tak ada yang menolong sampai akhirnya aku tersadar sendiri. Tak tersadar aku ini berada di Ibu Kota, yang kata orang acuh hal biasa. Hujan deras tadi seketika membuat sekitar menjadi sepi sehingga tak ada yang sempat menolongku. Aku mencoba berdiri namun… Aduh, aku masih lemas dan terjatuh lagi. Tampak seorang pengendara motor menghampiriku dan membantuku berdiri.
“Hati-hati mbak, istirahat dulu di pinggir tembok itu dulu”katanya dibalik helm sporty
“Iya, Terimakasih..”balasku
“Maaf mbak, saya ada perlu…”katanya sambil memacu motor meninggalkanku bergelimang tanda tanya. Siapakah dirinya?
Aku berteduh cukup lama sampai cuaca sudah agak bisa di kompromi untukku berjalan pulang ke rumah. Aku lagi di Jakarta, menjenguk adikku yang kuliah di FK UI, Salemba. Aku baru beberapa bulan pulang ke Indonesia setelah lulus sarjana S-2 di University of Kyoto, Jepang. Aku senang adikku akhirnya kesampaian juga menembus ketatnya persaingan untuk belajar di FK UI, cita-citanya yang dulu pernah diutarakan saat SMP.
Setelah sekitar 2 minggu di Jakarta, aku memutuskan pulang ke Malang. Sepulangku dari Jepang, aku menjadi staff dosen di Unbraw. Alhamdulillah tak begitu lama aku menjadi dosen tetap Unbraw untuk jurusan Biologi. Sungguh nikmat yang tak terkira.
Selama hampir satu tahun aku menjadi dosen di Unbraw, kampong halamanku. Hari berganti hari, bulan ke bulan hingga suatu hari aku mengeluh sakit kepala yang begitu berat. Sebenarnya aku cukup sering mengeluh sakit kepala, namun tak seberat ini dan biasanya hanya sebentar serta ku abaikan. Waktu itu benar-benar pening, pusing, bumi seakan berputar-putar dan puncaknya saat ku sedang mengajar aku jatuh pingsan. Bbrruukk…seperti dulu.
Anak-anak berkerumun dan berusaha menolongku untuk dibawa ke klinik fakultas. Setelah aku siuman, aku disuruh beristirahat dan pulang. Kejadian itu tarjadi bukan Cuma sesekali, namun berkali-kali hingga Ibuku menginisiatif untuk membawaku ke rumah sakit untuk diperiksa. Dugaan awal adalah migrain stadium menengah yang diharuskan dirawat di rumah sakit. Namun aku enggan dirawat inap karena ku harus mengajar. Akhirnya aku memutuskan untuk rawat jalan.
Belum ada satu bulan kejadian itu terulang kembali. Ibuku pun memaksaku untuk dirawat inap sekaligus pengecekan melalui laboratorium. Dengan dukungan teman-teman sesame dosen, aku pun dirawat inap di salah satu rumah sakit negeri di Kota Apel ini. Hasil pengecekan menunjukkan aku mengalami gegar otak ringan, tak hanya itu aku juga terdiagnosis adanya kanker di bagian lambung. Seperti itukah kondisi tubuhku? Aku hanya menerima ketika selang infus ditancapkan ke dalam lenganku dengan siaga tabung oksigen jika sewaktu-waktu aku kejang. Oh, betapa bobroknya aku ini.
Berita sakitku kini bagai debu, mudah menyebar tertiup angin. Dari kalangan dosen, teman-temanku saat SD,SMP,SMA bahkan kuliah berduyun-duyun menjengukku. Sepertinya aku mendadak menjadi artis,-hehe-,namun artis gara-gara sakit, cukup memilukan. Para penjenguk bergiliran saling berdatangan sampai hari itu.
Mataku sedikit terbuka, namun lanagsung terbelak. Ah dia kan Ferdi! Mau dia apa kesini. Ya, Ferdi adalah kekasihku ketika kuliah namun aku keluar dari kampus itu semenjak aku dapat beasiswa untuk studi di Negara Bunga Matahari. Itu adalah impianku sejak kecil. Aku jadi teringat bagaimana perasaanku yang bergejolak waktu itu.
Cukup, kenapa ia datang kemari? Ugh, badanku masih lemas, mulutku seakan masih terkunci rapat untuk ucapkan kata-kata, kepalaku masih pusing. Mataku kembali terpincit karna memang sangat berat.
Tiba-tiba Ibuku datang, Ferdi kesini untuk menjengukku. Ia tahu aku lagi disini karna baca status facebookku. Hahaha! ketawaku dalam hati. Aku memang rajin update status hampir tiap hari. Termasuk disaat sakit seperti ini. HPku tetap ada disampingku, selagi ada kekuatan untuk menggerakkan jari-jari mungilku ini untuk mengetik, langsung tancap tanpa peduli.
“Ternyata kamu masih seperti dulu yah, manja dan gampang sakit.” Celetuk Ferdi tiba-tiba seraya tersenyum.
“Haha, dasar kamu Fer,” ucapku lirih. “Bagaimana keadaanmu sekarang?” aku coba membuka pembicaraan.
“Ya begitulah, sekarang aku kerja di salah satu pabrik elektronik terkemuka. Kenapa? Mau jadi sekretarisku?” Balasnya kini dengan agak tertawa.
“Kamu ini, dari dulu tak berubah. Emang kamu diposisi apa? Direktur? Nawarin jadi sekretaris segala, paling kamu cuma jadi tim pengrakit doang” balasku dengan sedikit merintih.
“Hmm…kali aja pulang dari sini diangkat jadi direktur. Bagaimana keadaanmu sekarang?”
Amin…tapi ngimpi kali ya, gumamku dalam hati. Ia masih seperti dulu, murah senyum. Parasnya yang rupawan dengan taburan senyum yang membuatku betah menjadi kekasihnya. Haha, emangnya aku ini wanita pencari senyum. Ia juga masih baik hati. Syukurlah ia sekarang sudah bekerja di pabrik yang ia impikan dulu. Aku teringat ketika dulu ia begitu terobsesi mengambil jurusan otomotif di SMK dan mengambil jurusan teknik elektro juga yang sekampus denganku. Aku kenal dia sejak SMP, saat lomba sinopsis. Ia akhirnya menjadi juara 1 dan melaju ke tingkat kabupaten sedangkan aku tidak. Ah, pasti gara-gara itu! Ia salah prosedur, harusnya kertas untuk menulis diperbanyak olehnya sehingga anak yang lain dapat menulis di kertas yang diharuskan. Ugh! Aku kan rajin jadi juara di sekolahku. Sudahlah. Semenjak itu Aku mulai kenal dia. Ya, meski hanya sebatas kenal dan memang beda kelas. Saat Ujian Nasional Aku bersaing dengannya. Semenjak Ia menjuarai lomba itu Ia menjadi semakin pintar dan terobsesi serta menjadi saingan nomor satuku di sekolah. Hubunganku dengannya semakin dekat sejak keluarganya pindah ke komplek sekitar rumahku. Waktu itu Ia memilih untuk masuk SMK sedangkan Aku memilih melanjutkan ke SMA nomor 1 di kotaku. Keluargaku dan Dia sekarang saling kenal dan dekat. Dan saat lulus sekolah menengah, Ibuku membujuknya untuk melanjutkan ke universitas agar sama denganku. Katanya agar Aku ada yang membimbing di sana. Aku kan anak manja alasannya. Haha,dasar Ibu. Well, akhirnya kita seuniversitas, Aku ambil jurusan Sistem Informatika sedangkan Ia ambil Teknik Elektro, melanjutkan kiprahnya di SMK. Aku terlamun. Tiba-tiba….
Kring… HPku bordering.
Ferdi mengambil HPku, “Steve Boltzman, aku angkatkan ya?”katanya lirih
Hah?tiba-tiba kok dia telfon sih. “Oiya, Silahkan”
Bla bla bla…Ferdi bicara dengannya cukup panjang lebar. Agaknya ia sudah cukup mahir berbahasa Inggris. Kudengar meski lirih ia menjelaskan keadaanku.
“Dari siapa Fer?”Tanya Ibuku
“Steve Boltzman”
“Oh,Steve. Teman si nisa waktu kuliah di Jepang”
“Kok dia bilang sayang”
Dasar si Steve, kelakuannya kumat lagi disaat ku sedang begini. Aku sempat tertipu olehnya dengan menjadi kekasihnya saat di Jepang. Satu jurusan dan laboratorium membuat kita hampir setiap saat bersama. Ah! Ku tak mau mengingatnya lagi. Ia ternyata seorang playboy. Proyek penelitian mikroorganisme lautku nyaris gagal karna kelakuan Steve yang buat Aku sakit hati sehingga aku sempat tak konsen. Ya, aku mengambil jurusan Kelautan untuk S-1 dan Mikrobiologi untuk S-2. Sudahlah. Aku sudah kesal dengan orang itu. Semenjak aku pulang ke Indonesia aku malas berhubungan dengannya.
“Iyakah? Bener dia kekasihmu nis?”celetuk ibuku tiba-tiba
“Ah, ngga bu. Cuma teman penelitian kok. Kelakuannya saja yang SKSD” timpalku
“Ternyata kamu masih menarik ya, dimana kamu berada kau temukan cinta. Aku salut padamu nis.” Tambah Ferdi
“Ngledek ya….” Jawabku
Suasana kembali mencair. Taburan canda tawa membuat lupa akan sakit yang dialami. Sampai suster dan dokter datang untuk mengecek keadaanku. Semua penjenguk keluar kecuali ibuku yang setia menemani.
Ah, ada apa dengan hari ini. Kenapa tiba-tiba Ferdi datang menjengukku. Kedatangannya seakan membuat Ibuku bahagia. Ibuku senang dengannya, ia anak yang baik katanya. Dan ketika aku dan Ferdi di terima di universitas yang sama, raut wajah ibuku tak dapat menyembunyikan kegembiraannya. Ketika aku menjadi kekasih Ferdi pun tak ada raut suram di wajah ibuku. Terserah aku, yang penting dapat jaga diri. Tapi sebenarnya bukan kekasih karna Ferdi tak mau disebut kekasih, tak mau berpacaran. Tapi aku sendiri yang menganggapnya sebagai kekasih. -hehe- Maklumlah Ia seorang yang taat beragama. Ibuku pernah meledekku bahwa Ferdi bisa menjadi pembimbingku, Aku kan sholatnya gak pernah penuh. Haha, iyalah bu. Aku kan wanita.
Huh, dan kenapa Steve tiba-tiba meneleponku. Bilang sayang-sayang lagi. Ibuku nyaris percaya tadi. Aku tak bisa membayangkan bagaimana raut wajah ibuku jika benar tadi. Betapa labil dan mudahnya perasaanku berubah. Tapi itulah yang terjadi, namun ku coba menutupi apa yang terjadi.
Tiba-tiba HPku berbunyi. Ada sms masuk dari nomor yang tak ku kenal. “Jangan lupa sholat ya…” Siapa sih, Ah, pikirin. Paling dari fansku, emangnya aku punya fans apa. “Insya Allah. Terimakasih ya,” aku balas.
Langit berubah gelap. Malam pun menjemput. Waktunya beristirahat. Langit-langit kamar rumah sakit seakan bertabur bintang dan tersenyum kepadaku. Semilir angin menghias permadani hatiku hari ini. Luar biasa. Betapa besar anugerahMu wahai Tuhanku. Tuhan Semesta Alam. Sang Pemilik Hati.
Namun mataku tak bisa terpejam malam ini. Di kepalaku terbayang 2 wajah pemuda yang pernah singgah di hatiku. Oh, so sweet.. tiba-tiba lamunanku berubah, teringat akan nenek dan kakek yang pernah ku tolong dulu. Aku belum tahu namanya. Hmm..Bagaimanakah keadaan mereka sekarang ya, gumamku dalam hati. Tetesan air infus kurasakan masuk ke dalam sel-sel tubuhku. Rupanya aku semakin lemas dan akhirnya aku pun tertidur.
Esok menjelang, tak terasa hari berganti hari. Terus berputar roda kehidupan seakan tanpa lelah. Kadang menggilas begitu kejam, kadang membantu berjalannya kesuksesan seseorang. Jika berhenti, apa artinya dengan kehidupan? Begitu juga denganku, sudah 9 hari aku terbaring diranjang rumah sakit. Aku sebagai lulusan mikrobiologi yang seharusnya ahli dalam bidang itu malah harus berjibaku dengan apa yang aku pelajari waktu kuliah dulu. Begitulah, aku didiagnosis dokter terkena gegar otak ringan. Ugh! Betapa menyedihkannya aku ini. Bukan hanya itu aku pun menderita kanker lambung, meski belum parah namun cukup membuat tubuh ini lemas. Kebiasaanku menunda makan dan hemat makan kemungkinan menjadi penyebabnya. Juga karena sakit maagku yang aku abaikan saat ku kuliah dulu.
Aku dibawa ke rumah sakit ini dengan keluhan seperti pusing-pusing. Semenjak terjatuh dulu aku sering pusing dan setelah diperiksa aku menderita gegar otak ringan. Tak hanya itu, setelah diperiksa lebih lanjut ternyata terdapat kanker lambung, namun masih tahap dini dan diusahakan dapat disembukan. Ingatku lagi.
Kenapa aku ini? Ayo nisa kamu harus bisa! Umurku sekarang 25 tahun dengan gelar lulusan University of Kyoto, Jepang membuat orangtuaku dan kerabatku ikut bangga. Terutama ibuku, semenjak bapakku meninggal dunia beberapa bulan setelah aku diterima di UI, aku termotivasi untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri agar sedikit meringankan beban ibuku yang harus mengurus 2 adikku yang masih duduk di kelas 2 SMA dan 1 SMP waktu itu. Sekarang adikku sedang mempersiapkan skripsinya untuk lulus dari UGM dan adikku yang lain sekarang menjadi mahasiswa UI sepertiku dulu. Aku wanita, anak pertama. Pekerjaanku sebagai dosen di Unbraw Malang sementara cuti.
Tok..tok..tok.. tiba-tiba suara pintu diketuk.
“Masuk”
“Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumsalam”jawabku.
Ah… nenek itu. “Silahkan masuk nek”aku berusaha duduk dari baringku
“Ga usah dipaksa nduk, kamu kan lagi sakit”cegah nenek
“Tak apa nek”,jawabku”Nenek tahu dari mana saya ada di sini? Bagaimana kabar nenek? dimana kakek?”aku langsung membuka pertanyaan. Aku ingin tahu keadaannya lebih dulu, terlihat semakin keriput dibanding 2 bulan lalu ketika aku menolongnya.
“Nenek baik-baik saja, Alhamdulillah. Kakek ada dirumah, lagi istirahat. Bagaimana denganmu nduk?katanya kamu sudah lama dirawat di sini.”
“Alhamdulillah baik juga nek, sudah 9 hari, tak apa-apa nek. Oiya dia siapa nek?” aku tertuju pada sesosok wanita berkerudung abu-abu dibelakang nenek
“Oh..dia anak bungsu nenek, sekarang kuliah di Unbraw jurusan Biologi.”ungkap nenek,”Ayo kenalan sama ibu dosenmu”pintanya pada si anak tersebut
“Namamu siapa nak?”
“Hikmah bu,”jawabnya halus sambil menyalamiku
“Wah, nama yang bagus. Penuh hikmah hidupmu nak.”
“Alhamdulillah bu, nama ibu juga bagus”sambil tersenyum
Begitulah, awal pembicaraanku waktu itu. Dikala tiada ibuku karna sedang menebus obat untukku, aku merasa tidak enak hati menjamu tanpa apa-apa karna aku tidak bisa leluasa bergerak. Rupanya nenek tahu keberadaanku di sini dari anaknya,si Hikmah yang mengetahui dari kampusnya. Nenek dan kakek mengurus sendiri anak bungsunya. Mereka mengusahakan anak bungsunya untuk kuliah agar kelak bisa sukses. Aku terharu mendengar cerita nenek. Hikmah kuliah sambil bekerja untuk memenuhi kebutuhannya dan kebutuhan kakek neneknya. Sungguh ironi dengan kondisi sekarang, banyak orang yang terjerumus ke dalam hedonisme dan konsumerisme. Jauh dari orang tua menjadi bebas dan hura-hura. Tak mengerti bagaimana susahnya mencari uang di zaman sekarang.
-TO BE CONTINUE-
Penasaran dgn kisah selanjutnya? Kirim kesan Anda ke :
Visit : http://firilliumchromanidas.blogspot.com
Atau sms ke no. call center: blab la bla…
Senin, 14 Februari 2011
Manfaat Cabai
Cabai merah termasuk dalam famili Solanaceae. Tanaman ini merupakan herba tegak yang memiliki akar tunggang dengan banyak akar samping yang dangkal. Bagian batang yang muda berambut halus, bercabang banyak, serta bisa mencapai tinggi 1 – 2.5m. Daunnya tersebar dengan helaian daun bulat telur memanjang atau elips berbentuk lanset, serta pangkal dan ujung meruncing. Sedangkan bunga cabai merah mengangguk dengan ukuran tanggai 10 – 18 mm. Bentuknya seperti terompet kecil dan umumnya berwarna putih, walau ada juga yang berwarna ungu.
Buah cabai merupakan buah buni dengan bentuk garis lanset, merah cerah, dan rasanya pedas. Daging buahnya berupa keping-keping tidak berair. Bijinya berjumlah banyak serta terletak di dalam ruangan buah dan melekat pada plasenta.
Di dalam Cabai Merah terdapat kandungan kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin A dan C, damar, zat warna kapsantin, karoten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin, lutein, dan mineral Berdasarkan penelitian, bahan-bahan yang dikandung oleh Cabai Merah memiliki manfaat untuk membantu mengatasi gejala sakit perut, sakit gigi dan tangan lemah, influenza, serta meningkatkan nafsu makan.
Buah cabai merupakan buah buni dengan bentuk garis lanset, merah cerah, dan rasanya pedas. Daging buahnya berupa keping-keping tidak berair. Bijinya berjumlah banyak serta terletak di dalam ruangan buah dan melekat pada plasenta.
Di dalam Cabai Merah terdapat kandungan kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin A dan C, damar, zat warna kapsantin, karoten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin, lutein, dan mineral Berdasarkan penelitian, bahan-bahan yang dikandung oleh Cabai Merah memiliki manfaat untuk membantu mengatasi gejala sakit perut, sakit gigi dan tangan lemah, influenza, serta meningkatkan nafsu makan.
Khasiat Bayam
Bayam merupakan tanaman annual (semusim) yang berasal dari Amerika Tropis. Dalam perkembangannya di Amerika Latin, bayam dipromosikan sebagai tanaman pangan sumber protein, terutama bagi negara-negara berkembang. Sedangkan bayam sebagai sayuran hanya umum dikenal di Asia Timur dan Asia Tenggara, sehingga disebut dalam bahasa Inggris sebagai Chinese Amaranth.
Batang bayam berbentuk tegak dengan beberapa cabang lateral berbentuk semak. Tingginya bisa mencapai 150 cm. Batangnya sendiri berair dan kurang berkkayu serta berwarna hijau atau kemerahan. Daunnya bertangkai berbentuk bulat telur, lemas, berwarna hijau, merah, atau hijau keputihan. Tulang daunnya jelas, berwarna hijau atau kemerahan. Bunganya berbentuk bulir dan bijinya berwarna hitam, kecil, dan keras.
Bayam diketahui banyak mengandung protein, lemak, karbohidrat, zat zat besi, kalium, kalsium, amarantin, rutin, purin, klorofil, fithohormon, serta vitamin A, B, dan C. Dengan kandungannya tersebut, Bayam berkhasiat untuk membantu meningkatkan kerja ginjal dan melancarkan pencernaan, mengatasi tekanan darah rendah, anemia, memperkuat akar rambut, membersihkan darah sehabis melahirkan, dan mencegah pengeroposan tulang.
Batang bayam berbentuk tegak dengan beberapa cabang lateral berbentuk semak. Tingginya bisa mencapai 150 cm. Batangnya sendiri berair dan kurang berkkayu serta berwarna hijau atau kemerahan. Daunnya bertangkai berbentuk bulat telur, lemas, berwarna hijau, merah, atau hijau keputihan. Tulang daunnya jelas, berwarna hijau atau kemerahan. Bunganya berbentuk bulir dan bijinya berwarna hitam, kecil, dan keras.
Bayam diketahui banyak mengandung protein, lemak, karbohidrat, zat zat besi, kalium, kalsium, amarantin, rutin, purin, klorofil, fithohormon, serta vitamin A, B, dan C. Dengan kandungannya tersebut, Bayam berkhasiat untuk membantu meningkatkan kerja ginjal dan melancarkan pencernaan, mengatasi tekanan darah rendah, anemia, memperkuat akar rambut, membersihkan darah sehabis melahirkan, dan mencegah pengeroposan tulang.
Langganan:
Postingan (Atom)