Jumat, 04 Januari 2019

Prestasi 2018

Tahun 2018 telah berakhir. Seperti halnya waktu yang terus berjalan, lipatan satuan waktu, 2018 telah membawa kita bergerak dari masa lalu 2017 menuju masa sekarang 2019. Ada banyak hal yang telah kita semua lewati. Layaknya manusia yang mempunyai akal dan pikiran, ada banyak hal yang direncanakan dan diusahakan selama tahun 2018 kemarin. Beberapa telah berhasil tercapai, beberapa mungkin berubah haluan di tengah jalan, dan mungkin ada beberapa hal yang akhirnya belum tercapai sampai saat kembang api saling bersahutan pada pukul 00.00 2019 kemarin.

Sebagai manusia, tentu ada banyak kegagalan dan keberhasilan yang terjadi sepanjang tahun 2018 kemarin. Ada yang berhasil, ada yang gagal, ada yang payah dan ada yang sukses. Mengakui kegagalan dan kepayahan diri sendiri agaknya menjadi cara yang baik bagi diri sendiri untuk berintrospeksi dan kontemplasi tanpa adanya tekanan akan kesuksesan yang tinggi. Daripada mengagungkan keberhasilan yang mungkin saja justu akan membuat kita lalai dan terlena sehingga kuda-kuda hidup kita menjadi lemah dan mudah goyah. Tentu tahun 2018 penuh dengan prestasi, seberhasil, gagal sampai sepayah apapun kita tetap itu menjadi prestasi. Karena prestasi adalah sesutu yang berhasil dilakukan / terjadi, entah disengaja maupun tidak disengaja, direncanakan maupun tidak direncanakan. So, apa saja prestasimu di tahun 2018 kemarin? Sebagai pemula saya akan coba ceritakan 7 besar prestasi di tahun 2018 versi onthespot saya. Saya mulai dari no. 7.

7. Tentang keberhasilan terbebas dari hutang dan memiliki LM Batik sendiri.

Setelah menimbang dan menakar dengan presisi yang gak ada kalibrasinya, jatah the last seven dimiliki oleh bebas hutang dan punya LM batik sendiri. Kejadian di awal tahun 2018, mengawali tahun dengan prestasi ciamik. Terbebas dari hutang / cicilan meski bekerja di lembaga keuangan, bank lebih tepatnya. Menjadi karyawan bank atau lembaga keuangan memang sangat sulit untuk tidak berhutang atau mempunyai cicilan. Entah dirayu-rayu teman kantor untuk menutupi target, tergoda rate dan cicilan di tempat tetangga, sampai tak tau diri mengajukan sendiri pinjaman karena BU atau pura-pura BU padahal gaji gede dengan dalih investasi. Bonus dari itu semua adalah pindahnya LM batik ke tangan saya yang sebelumnya saya cicil. Sebenarnya harga LM saat lunas tak jauh beda dengan harga LM saat pertama nyicil plus rate yang dibayar selama masa cicilan. Yah, tak apalah. Sekarang sudah bebas dan memegang LM dengan motif batik dan wadah yang ekslusif. Cocok buat mahar. Kamu udah siap dapet LM batik dari aku?


6. Tentang menggapai puncak mahameru dan motivasi boker di puncak gunung.

Prestasi big six 2018 kali ini tentang berhasilnya menapakkan kaki di ketinggian pertama di atas 3000mdpl saat itu skaligus tertinggi di pulau Jawa, 3676mdpl. Sebenarnya dibalik ini didahului oleh Salak 2211mdpl, 2x back to back Jakarta-Jogja yang kemudian disambung dengan Pendakian Semeru dalam rentang 2 minggu. Modyar, lalu dilanjut Ramadhan. Lalu 'tewas' disuntik dokter IGD dengan mahar puasa 2 hari. Sebenarnya tak lengkap rasa gapai puncak mahameru tanpa cerita motivasi boker di puncak gunung. Saya kemudian sadar, tahun 2018 selain punya bakat negosiasi juga punya bakat sebagai motivator. Memotivasi teman saya yang summit attack bareng untuk terus gass maju melawan kebelet boker dengan cerita nanti di puncak mahameru bisa boker. Hingga akhirnya saya dan teman saya berhasil sampai puncak dan jelas tak mungkin untuk boker di sana. Boker di atap pulau jawa. Ngisingi pulau jawa dari atas. Gyahahaha lucu kalau ingat tentang itu. Tapi dengan motivasi itu teman saya bisa sampai di puncak meskipun sebentar lalu turun dan gali lobang di Arcopodo.

5. Merampungkan baca 3 buku full dalam sebulan yang pertama sepanjang hidup.

Entah sepanjang hidup beneran atau sebenarnya jaman SD atau sekolah dulu sudah pernah, biarin lah ya buat judul biar boom. Namanya juga prestasi. Entah apa yang menggerakkan jiwa dan hati saya di semester ke dua 2018 hingga akhirnya Tuhan (Allah SWT, red.) memberikan hidayah saya untuk kembali mudik ke kampung perbukuan. Saya sebenarnya punya cukup banyak buku, namun sebagian besar tidak rampung diselesaikan bacanya. Lebih membaca esai online, atau malah aneka status fb maupun ig yang lebih banyak unfaedah-nya. Karena kebanyakan buku yang dibeli tipe kumpulan essay atau opini bukan tipe novel, cerita saling menyambung, saya lebih banyak baca loncat-loncat, non sistematis, berantakan. Akhirnya diberi hidayah hingga sekarang sudah tamat berapa buku ... (gak mau disebut nanti riya, cenderung malu sih karena cuma dikit). Btw kalian gak nanyain brp ketebelan 3 buku itu? Jangan2 cuma 50an halaman kaya tabloid bobo.

4. Hampir haluuu karena kecapaian saat otw mendaki gunung salak.

Kecil-kecil cabe rawit, itulah Gunung Salak. CUMA 2211 mdpl doang. Capeknya kaya daki gunung di atas 3000 mdpl. Penuh tanjakan tebing hampir 90°, becek, hujan, dingin, angker. Capek poll setelah 9 jam perjalanan dari basecamp hingga... puncak bayangan, yang jaraknya masih 1,5 jam lagi  dari situ tanpa beban ke puncak sejati. Bekas kecelakaan sukhoi, angker, HM PHP, becek, jalur rawa, tanjakan siku-siku berbatu, beberapa kali kram, jalur kanan kiri jurang berkabut capek menjelang senja, pertama kali pakai keril 70 L hingga hampir capai limit menjelang maghrib. Untung beberapa meter lagi puncak bayangan tempat ngecamp. Selamat.

3. Visiting 'special audiens' pertama kali seumur hidup.

Seperti halnya rantai yang saling berhubungan, no 3 berhubungan dengan no 2, no 2 berhubungan sedikiiiittttttt dengan no 1. No 3 ini merupakan prestasi yang cukup tinggi, ya bisa masuk level Liga Champions langsung lah. Dengan modal nekat dan tak tahu diri sebenarnya, saya 'sowan' ke spesial audiens. 4 jam dengan break 2x sholat berjamaah di masjid. Pengalaman yang tak terlupa meski sebenarnya biasa aja kalo dilihat dari sisi fakta sama-sama manusianya. Bermula dari ide seorang teman yang justru habis itu menyangsikan saya berani enggak (geje nih). Ya berani lahhh... terlepas dari semua hal lain, hal ini jadi pengalaman yang yahudd bisa visiting dan berinteraksi langsung meskipun tahapnya masih noob saat itu. Maklum debutan kurang pengalaman. So, saya ga takut kalo ditantang visiting special guest lagi. Ke kamu juga boleh.. iya kamuu.. Tentu dengan racikan taktik yang baru.

2. Menjalani lelaku Jakarta-Jogja (5 bulan, 5x PP) untuk sesuatu yang hampir sia-sia.

Masuk ke dalam runner up karena memang hampir berlaku layaknya runner match fixing yang lagi booming sekarang. Hampir menguasai jagad pikiran dan batin 2/3 tahun. Lagi-lagi saya tertawa keras, terbahak-bahak hingga nyaris tersendak. Bisa dibayangkan kan saudara, 2/3 tahun 'terbelenggu', 5x PP ratusan kilometer, 1x visiting, 1x visiting 'special audiens', untuk sesuatu yang hampir sia-sia. Saya buka saja karena memang ini masa lalu dan merupakan prestasi kedua terbesar 2018. Memang, lebih baik sakit karena merelakan daripada sakit karena berjuang sendirian. Ceilehh sakit bang? Kan ada BPJS tuh. Hahahaa.. Gak kok, apalah arti setetes tinta ballpoint yang diteteskan ke dalam samudera. Ente faham? Seluas samudera prestasi ke 2 di 2018. Invinity karena bumi itu datar bukan bulat. Oke?

Saya pikir, saya kira, dan saya rasa prestasi terbesar saya adalah ...

Engingeng....

1. Berhasil meyakinkan boss untuk resign dari perusahaan dengan kondisi belum jelasnya 'pekerjaan' pengganti yang saya dapat.

Resign tanpa 'pekerjaan' pengganti? Situ nekat apa gila. Seyogyanya manusia, kadang ia berhasil menertawakan apa yang dia lakukan di masa lalunya, di hampir semua keputusan, baik dahulu penuh dengan emosi sedih, bahagia, serius hingga marah. Lucu memang tingkah laku kita sekarang bagi kita di masa yang akan datang. Saya pun sadar, sepertinya saya punya skill negosiasi yang bagus. Mengajukan resign dengan kondisi belum ada pekerjaan pengganti plus kondisi kantor yang sedang kekurangan SDM serta kondisi bahwa saya merupakan karyawan yang cukup baik (ciehh..) dengan nilai performance selalu di atas baik. Banyak teman juga yang menayakan emang udah dapet pengganti, kok resign. Sempat ditawar-tawar, bertele-tele mengulur waktu agar saya tetap bertahan, hingga boss satunya pusing nyari orang buat nggantiin saya, toh pada akhirnya saya tetap berhasil meyakinkan boss saya. Yess, I did it.

Seperti itulah prestasi saya selama tahun 2018 dalam 7 besar. Semuanya peristiwa adalah prestasi, selalu ada hikmah, dan bahan kontemplasi untuk tahun 2019 yang lebih baik. Saya tantang kamu yang udah baca tulisan saya ini untuk menuliskan, memamerkan juga 7 besar prestasimu di 2018 di kolom komentar (singkat saja, kepanjangan gak muat). Berani? I dare you!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Leave your comments here