Rasa-rasanya ini merupakan pengalaman yang cukup sulit untuk
dilupakan. Pengalaman mendaki gunung pertama plus gunung yang dituju adalah
gunung cikuray via pemancar yang disuguhi tanjakan unlimited sampai puncak. Gak
uwis-uwis. Seperti pengen naik odong-odong aja langsung ke puncak.
Gunung Cikuray secara administratif terletak di Kabupaten Garut yang
dikenal dengan Swiss van Java. Tinggi
gunung ini 2821 mdpl, berbentuk kerucut besar jika dilihat dari kejauhan.
Pendakian gunung ini dapat ditempuh dengan 3 jalur yaitu jalur pemancar di Dayeuhmanggung
di Kecamatan Cilawu, jalur Kiara Janggot di Kecamatan Bayongbong, dan jalur di
Kecamatan Cikajang. Jalur Kiara Janggot dan Jalur Pemancar akan bertemu
diantara pos 6 dan pos 7. Jalur via pemancar merupakan jalur favorit dan sering
digunakan oleh para pendaki karena rutenya yang singkat namun menghadirkan
jalur yang terus naik hingga puncak gunung.
Jum’at malam, bagi kuli ibu kota adalah hari bahagia setelah
seminggu kerja rodi banting kertas, mouse, maupun kuat-kuatan melek sama layar
komputer. Hari itu, Jum’at 13 Oktober 2017, meluncurlah ke Kampung Rambutan,
tempat meeting point rombongan sebelum berangkat bareng nge bis ke kampung
rambutan. Kami ber-6 : Ari (@arigustiawan), Jacky (@jacky.achmad08), Ari
(@ariebrews), Aulia (@auliauu), Faiz (@faizwtsqlum) dan saya sendiri, Faiq
(@faiqanan) yang masuk ke dalam open trip Atmosfer Adventure
(@atmosfer.adventure). [Jangan segan kalo mau follow IG kami ya, hehe]. 2 nama
pertama adalah PIC Pengurus. Menuju Garut dari Kampung Rambutan cukup
direkomendasikan karena bis yang tersedia cukup banyak dan jam pemberangkatan
bisa sampai tengah malam. Setelah tunggu menunggu akhirnya kita berangkat dari
Kampung Rambutan menuju Garut sekitar jam 10.30 menggunakan bis Kurnia Bakti.
Sebenarnya, bis menuju Garut ada beraneka ragam tak hanya Kurnia Bakti, Ada
Primajasa, Hiba Utama dll. Tarif Bis menuju garut kira-kira hampir sama, kami
dapat tariff 52 ribu rupiah sekali jalan menggunakan bis Ekonomi AC seat 3-2.
Eits tapi tunggu dulu, bis nya si berangkat dari terminal, tapi ngetem lagi di
luar terminal sampai muka jalan pintu masuk tol kurang lebih sejam
sampai-sampai bisa buat tidur wkwkwk.
Akhirnya bis berangkat juga. Perjalanan cukup lancar karena bisa
tertidur, sempat terbangun saat di Kopo, Bandung dan daerah menuju pendakian
Gunung Guntur. Setelah perjalanan sekitar 4-5 jam, kami tiba di Terminal
Guntur, Garut yang langsung disambut oleh Adzan Subuh. Ohya, setelah dari
terminal Guntur, untuk menuju pos pemancar dapat menggunakan mobil bak terbuka
yang biasanya akan jalan jika sudah terisi penumpang sekitar 14-15 orang yang
biasanya kesemuanya adalah pendaki. Ada 2 jurusan mobil bak terbuka yang
ditawarkan yaitu menuju gunung papandayan dan gunung cikuray. Setelah sholat
subuh dan sedikit bersih-bersih, kami menuju mobil bak terbuka yang menawarkan
diri menuju pos pemancar gunung cikuray, disitu kami bertemu dengan Ina
(@ina__666) dan Rahmad (@rahmad_muliady) yang sama-sama akan nanjak ke cikuray
juga.
 |
Pagi Hari di Depan Terminal Gauntur, Garut |
Setelah di tunggu sampai hampir jam 5.30 tidak ada pendaki lain yang
akan ke cikuray, akhirnya kami hanya ber-8 naik mobil dengan biaya yang sedikit
lebih besar karena harus nombokin biaya yang seharusnya ditanggung oleh 15
orang hehe. Dari kami ber-8, hanya 3 orang yang sudah pernah naik ke Cikuray,
dan dari 5 orang yang belum, 3 orang diantaranya belum pernah naik gunung.
Jadi, Cikuray menjadi debut naik gunung pertama, tes mental dan stamina hahaha.
Perjalanan menuju pos pemancar cukup lancar, syahdu dengan ditemani
langit pagi kota garut yang mulai bergeliat. Selama di perjalanan kami ditemani
hawa udara dingin khas Garut dan pemandangan gunung cikuray dari kejauhan.
Sebelum ke pos pemancar, ada pertigaan yang menuju pos pemancar yang di
tengah-tengahnya ada pos kontrol bagi calon pendaki. Di situ kita diharuskan
membayar 10rb per orang untuk masuk melewati kebun teh menuju pemancar. Kurang
lebih satu jam dari terminal Guntur menuju pos pemancar, jalanan menuju pemancar
agak berliku, tajam dan berbatu sehingga sering terasa sebagai terapi refleksi
awal sebelum dihajar tanjakan unlimited khas gunung cikuray hehehe.
 |
Gunung Cikuray dari kejauhan |
Pos pemancar tak lain adalah tower relay stasiun televisi dan BTS
provider telekomunikasi seluler. Ternyata salah satu dari kami pernah bekerja
di sini. Di pos pemancar, ada beberapa warung yang dapat digunakan sebagai
transit mengisi perut dan membuang hajat. Setelah kenyang dan hajat
terselesaikan, kami pemanasan sejenak dan berdoa semoga perjalanan naik dan
turun dapat berjalan dengan selamat.
 |
Bersiap Mendaki |
POS 1
Dari pos pemancar, berjalan melalui kebun the menuju pos 1 alias pos
kontrol kedua sekaligus pendataan bagi para pendaki. Saya juga belum mengerti
mengapa sebelumnya ada pos di bawah, mungkin itu pos ijin masuk kebun teh kali
ya kalau ini pos ijin mendaki gunung hehe. Awal pendakian kami langsung
disuguhi tanjakan curam diantara kebun teh samping tower pemancar. Langkah demi
langkah mulai terasa capek apalagi bagi pendaki debutan tapi lama kelamaan
tubuh akan beradaptasi menerima kenyataan ini. Untungnya kondisi saat itu tidak
terlalu cerah maupun terlalu mendung sehingga perjalanan mendaki kebun teh
tidak terlalu panas.
 |
Kebun Teh dan Pemancar |
 |
Mendaki di antara Kebun Teh |
 |
Pos 1 ada Tugu untuk Foto-Foto |
Sesampainya di pos 1, kami beristirahat sejenak sekaligus foto-foto
narsis di depan tulisan cikuray 2921 mdpl sekaligus mengatur napas dan
registrasi anggota kelompok. View dari pos 1 lumayan indah, dari situ terlihat
pemancar dengan background kota garut dari kejauhan. Perjalanan dari pemancar
ke pos 1 sekitar 5-10 menit.
POS 2
Tak jauh dari pos 1, terdapat beberapa warung dan tempat mengisi
air. Sebagai info, perjalanan ke puncak cikuray tidak ada sumber air, jadi
sumber air terakhir ya ada di pos 1 ini. Kontur jalan menanjak berupa tanah
padat yang dibuat menyerupai anak tangga. Kondisi jalan saat ini masih terbuka
tanpa alang-alang, jadi kami rasa jika siang bakal panas terik. Jarak pos 1 ke
pos 2 lumayan jauh.
 |
Gelandangan Numpang Eksis Hehehe |
 |
Istirahat Dulu |
Pada tahap ini, beberapa dari kami sudah mulai capek apalagi bagi
debutan naik gunung yang bawa tas carrier besar, yang kami menyebutnya kulkas.
Saling memberi semangat dan foto-foto kami lakukan untuk menghilangkan rasa
capek dan menjaga semangat karena baru pos 1 dari 7 pos menuju puncak gunung
cikuray.
 |
Pos 2 |
Setelah sekitar 20 menit, kami mulai memasuki wilayah hutan.
Tanjakan-tanjakan mulai didominasi dengan akar-akar menjulur tak beraturan
namun masih bisa dinaiki. Memang cikuray didominasi dengan tanjakan tak
habis-habis. The real climbing is begin. Satu persatu mulai ngos-ngosan. Tak
terasa 2 jam 10 menit perjalanan kami lalui dari pos 1 ke pos 2. Di pos 2 kami
potong buah semangka yang dari tadi memberatkan tas Faiz layaknya dosa-dosa di
bawa ke gunung wkwkw
POS 3
Setelah cukup mengisi vitamin dan air dari semangka, kami lanjut
berperang kembali dengan tanjakan-tanjakan cikuray. Pos 2 ke pos 3 juga masih
jauh jaraknya dengan akar-akar yang semakin rapat dan curam tanjakannya.
Tanjakan pos 2 ke pos 3 kali ini boleh disebut tanjakan dengkul ketemu dada.
Beberapa kali langkah nanjak, beberapa kali juga istirahat sejenak atur napas
dan carrier yang agak mengsol.
 |
Tanjakan Menuju Pos 3 |
 |
Tanjakan Lain |
Tanjakan-tanjakan menuju pos 3 kami akui memang gila dan menguji
iman. Berkali-kali pula saya juga harus bisa menyemangati diri saya sendiri dan
teman-teman yang lain agar dapat terus berjalan menuju pos pos berikutnya.
Semangati diri sendiri ini cukup penting karena esensi mendaki gunung ialah
bukan untuk menaklukan gunung itu sendiri, melainkan menaklukkan diri kita
sendiri.
1 jam setengah
perjalanan juga kami lalui dari pos 2 ke pos 3. Setelah sampai di pos 3, kami
istirahat sejenak. Akhirnya 3 per 7 mulai terlewati wkwk. Masih ada 4 pos lagi,
namun kami tak mau menghitung-hitung berapa lagi karena bisa mengendurkan
semangat. Awalnya kami akan makan dari bekal yang dibeli di warung pos
pemancar, namun kami tunda saja sampai di pos 4 karena jarak pos 3 ke 4 juga
masih lama takutnya kalau makan duluan sampai pos 4 sudah capek lagi, padahal
baru setengah perjalanan hehe
 |
Tanjakan Gila Lainnya |
 |
Finally, Pos 3 |
POS 4
Perjalanan menuju pos 4 tak jauh beda dengan menuju pos 3, sama-sama
sadis. Dengkul ketemu dada bahkan beberapa kali dengkul ketemu dada ketemu
dagu. Nanjak unlimited tak abis-abis. Di sini hawa sudah mulai terasa dingin
semilir. Beberapa kali juga kami bertemu dengan pendaki yang turun dari puncak.
Ah rasanya lega kali ya turun gunung setelah menunaikan hajat di puncak.
 |
Pos 4, Di sini kami makan siang |
Perjalanan dari pos 3 ke pos 4 sekitar satu jam lebih sedikit.
Memang semakin ke sini waktu pendakian menjadi semakin pendek, selain jarak
antar pos menjadi semakin pendek, kondisi tubuh kita juga sudah mulai terbiasa
dengan beban dan hawa dingin. Ibarat capek tapi tidak berkeringat karena
dinginnya hawa selama pendakian. Sesampai di pos 4, kami buka bekal yang dibeli
di pos pemancar.
POS 5
Jarak pos 4 ke pos 5 terhitung pendek, hanya dipisahkan oleh dua
tanjakan ekstrim dengan akar-akar belukar khas cikuray. Hanya sekitar 15
menitan kami sampai di pos 5.
 |
Pos 5, Jaraknya tak jauh dari pos 4 |
POS 6
Setelah cukup bersemangat karena sudah lewat pos 5 yang artinya
tinggal 2 pos lagi, kami melanjutkan perjalanan menuju pos 6 atau puncak
bayangan. Jarak pos 5 ke pos 6 juga relatif pendek, namun lebih jauh dari
jarak antar pos 4 dan 5. Pendaki-pendaki yang turun gunung mulai lebih sering
kami jumpai di sepanjang perjalanan menuju pos 6, beberapa kali juga kami
bertanya berapa lama lagi sampai pos 7. Maklum stamina sudah mulai menipis
dihajar tanjakan tak habis-habis dari pos pemancar.
 |
Tanah Lapang di Pos 6 atau Puncak Bayangan |
 |
Pos 6. Satu Pos Lagi |
Tak kurang dari setengah jam kami sampai di pos 6 yang merupakan
bidang tanah lapang yang disebut puncak bayangan. Ada sebuah bangunan semi
permanen tak tertutup yang ada di pojok tanah lapang. Dari sini view awan sudah
mulai terlihat, sudah mulai agak sejajar dengan posisi sekarang. Bentar lagi
puncak neh ujarku dalam hati
POS 7
Beranjak dari pos 6 yang merupakan puncak bayangan, dalam benakku
puncak maupun pos 7 sudah di depan mata tak jauh lagi dari sini. Kenyataannya, perjalanan
pos 6 ke pos 7 merupakan medan terberat kedua setelah perjalanan pos 2 ke pos 3.
Trek menjadi lebih curam, saya rasa trek paling curam adalah trek di antara pos
6 dan pos 7. Rasa-rasanya di sinilah ujian mental sesungguhnya, lanjut atau
tidak. Lanjut-lah orang udah sampai pos 6. Tinggal bagaimana saling
menyemangati antar anggota tim, agar tetap semangat tak putus asa. Beberapa kali
istirahat, sampai ada anggota yang kram kaki beberapa kali
Ditengah-tengah pos 6 dan pos 7 terdapat bidang cukup luas sekitar 2
meter dipinggir jurang yang dapat digunakan sebagai pelepas lelah untuk
memandangi awan disamping yang sudah berada di bawah tempat kita berpijak. Wow sudah
di atas awan.
 |
Di atas awan |
Sebelum pos 7 terdapat bidang cukup luas, kami kira pos 7 ternyata
bukan, padahal kondisi stamina sudah mulai menipis. Terus menyemangati tak
henti, bentar lagi kok, dikit lagi nyampe adalah kata-kata yang terus
diucapkan. Pos 7 merupakan bidang datar tidak besar-besar amat yang dapat
digunakan sebagai tempat camp, sama seperti pos 6 namun lebih kecil. Mas Ari
mengabarkan kalau kita akan ngecamp di atas pos 7 dimana ada bidang datar yang
lebih besar dari pos 7 ini.
 |
Tetap Semangat dan Pantang Pulang Sebelum Muncak |
 |
Finally Pos 7 |
Setelah di php in pos 7 (naik gunung memang ujian mental, gak boleh
baper karena di php in mulu haha, kalau ga di php in pasti tidak sampai puncak
karena semangat udah kendur duluan), disingsingkanlah semangat terakhir sebelum
mendirikan tenda, merebahkan tubuh, ngliyep (mendaki cikuray selain capek juga
ngantuk karena hawa dingin dan angin yang semilir sepanjang pendakian). Setelah
dua jam lebih dari pos 6, akhirnya kami sampai di bidang datar tempat untuk
mendirikan tenda. Sebenarnya tempat mendirikan tenda selain di sini juga ada di
puncak maupun tepat di bawah puncak. Namun setelah pertimbangan di puncak rawan
angin, badai maupun hujan dan tepat di bawah puncak pasti sudah banyak orang
yang mendirikan tenda karena kami baru sampai jam stengah empat sore, kami memilih nge camp di sini saja.
Didirikanlah tenda, beres-beres, mengeluarkan barang-barang,
isitrahat sejenak untuk memburu sunset di puncak. Ya, sebagai info gunung
cikuray merupakan salah satu gunung yang dapat kita lihat sunrise dan sunset
sekaligus. Kerenkan? Setelah kira-kira 8,5 jam trekking naik terus gak pake diskon. Ujian selanjutnya adalah hawa dingin dan angin gunung yang menusuk tulang. Pun seperti hukum kekekalan energi newton, mau naik harus bisa turun. Bisa sampai puncak, jangan lupa untuk cara turunnya, menuruni turunan2 curam, dengkul robot di akhir perjalanan... "
Nantikan kisah selanjutnya berburu sunset dan sunrise serta asiknya
menuruni gunung cikuray tanpa henti. Seperti hukum kekekalan energi newton,
diawali dengan tanjakan unlimited tanpa ampun, maka akan ada turunan unlimited
curam tanpa ampun di akhir. Stay tune!
Salam my trip my adventure !
Atau
My dengkul my lentur !