Senin, 21 Februari 2011

Cermis (Cerpen Manis) Path I

Panas terik matahari menembus sampai ke ubun-ubun
Sinarnya yang menyilaukan mata terpantulkan oleh kaca-kaca ruko di pinggiran jalan,
Aku tetap berjalan menulusuri trotoar seakan tak perduli suasana panas yang menyapa, terkadang pula angin menerpa..suasana takmenentu..
Hingga lamunanku tersadarkan oleh nenek yang berteriak jatuh dari pegangan gerobak tua pembersih kota yang di jalankan sang kakek,di jalan raya tepat disebelah aku berjalan.

“Innalillahi, masyaAllah, Ayo nek, istirahat dulu”. aku memberikan minuman yang disodorkan oleh kakek yang juga tampak kehausan, namun airnya hanya tinggal beberapa, ”Kenapa nenek masih bekerja seperti ini, sudah seharusnya nenek beristirahat di rumah, kemana anak nenek (sambil mengobati bagian kaki nenek yang terkilir), untungnya aku sedikit tahu bagaimana mengobati kaki yang terkiir, bagaimana kalau nenek jatuh di jalan yang kosong tidak ada orang?” Begitulah sifatku, tak kenal dan pandang siapa orang yang sedang kuhadapi, langsung menyodorkan pertanyaan dan menyalahkan keadaan sampai pada akhirnya aku tersadarkan pertanyaanku membuat nenek itu menangis dan mengusap keringatku seakan aku cucunya,” siapa namamu nak?”, “nenek, maaf nek, namaku nisaa,” nenek itu tersenyum tapi air matanya tak berhenti mengalir.”Nenek kenapa?”,“Nama yang bagus,ayo nak bantu nenek berdiri” nenek itu tak menghiraukan pertanyaanku. Aku pun memapahnya menuju gerobak tua itu dibantu oleh kakek, lalu aku memberikan sedikit uang ku, namun nenek itu menolak. “Harusnya aku yang memberimu uang nak, ayo kek kita lanjutkan perjalanan kita”, dan akhirnya nenek itu pergi. Aku terus menatapnya sampai di tikungan jalan dan tak terlihat. Hingga tiba-tiba suasana berubah 180derajat, semua tampak gelap, dan gerimis pun jatuh, sampai akhirnya hujan deras, aku berlari menuju tempat berteduh sampai akhirnya kepalaku tiba-tiba pusing dan... brruuukk..

Langit berputar-putar, suram, gelap, seakan ku terjatuh di dasar tebing yang paling curam. Aku terjatuh di pelataran ruko. Tak ada yang menolong sampai akhirnya aku tersadar sendiri. Tak tersadar aku ini berada di Ibu Kota, yang kata orang acuh hal biasa. Hujan deras tadi seketika membuat sekitar menjadi sepi sehingga tak ada yang sempat menolongku. Aku mencoba berdiri namun… Aduh, aku masih lemas dan terjatuh lagi. Tampak seorang pengendara motor menghampiriku dan membantuku berdiri.

“Hati-hati mbak, istirahat dulu di pinggir tembok itu dulu”katanya dibalik helm sporty
“Iya, Terimakasih..”balasku
“Maaf mbak, saya ada perlu…”katanya sambil memacu motor meninggalkanku bergelimang tanda tanya. Siapakah dirinya?

Aku berteduh cukup lama sampai cuaca sudah agak bisa di kompromi untukku berjalan pulang ke rumah. Aku lagi di Jakarta, menjenguk adikku yang kuliah di FK UI, Salemba. Aku baru beberapa bulan pulang ke Indonesia setelah lulus sarjana S-2 di University of Kyoto, Jepang. Aku senang adikku akhirnya kesampaian juga menembus ketatnya persaingan untuk belajar di FK UI, cita-citanya yang dulu pernah diutarakan saat SMP.

Setelah sekitar 2 minggu di Jakarta, aku memutuskan pulang ke Malang. Sepulangku dari Jepang, aku menjadi staff dosen di Unbraw. Alhamdulillah tak begitu lama aku menjadi dosen tetap Unbraw untuk jurusan Biologi. Sungguh nikmat yang tak terkira.
Selama hampir satu tahun aku menjadi dosen di Unbraw, kampong halamanku. Hari berganti hari, bulan ke bulan hingga suatu hari aku mengeluh sakit kepala yang begitu berat. Sebenarnya aku cukup sering mengeluh sakit kepala, namun tak seberat ini dan biasanya hanya sebentar serta ku abaikan. Waktu itu benar-benar pening, pusing, bumi seakan berputar-putar dan puncaknya saat ku sedang mengajar aku jatuh pingsan. Bbrruukk…seperti dulu.

Anak-anak berkerumun dan berusaha menolongku untuk dibawa ke klinik fakultas. Setelah aku siuman, aku disuruh beristirahat dan pulang. Kejadian itu tarjadi bukan Cuma sesekali, namun berkali-kali hingga Ibuku menginisiatif untuk membawaku ke rumah sakit untuk diperiksa. Dugaan awal adalah migrain stadium menengah yang diharuskan dirawat di rumah sakit. Namun aku enggan dirawat inap karena ku harus mengajar. Akhirnya aku memutuskan untuk rawat jalan.
Belum ada satu bulan kejadian itu terulang kembali. Ibuku pun memaksaku untuk dirawat inap sekaligus pengecekan melalui laboratorium. Dengan dukungan teman-teman sesame dosen, aku pun dirawat inap di salah satu rumah sakit negeri di Kota Apel ini. Hasil pengecekan menunjukkan aku mengalami gegar otak ringan, tak hanya itu aku juga terdiagnosis adanya kanker di bagian lambung. Seperti itukah kondisi tubuhku? Aku hanya menerima ketika selang infus ditancapkan ke dalam lenganku dengan siaga tabung oksigen jika sewaktu-waktu aku kejang. Oh, betapa bobroknya aku ini.

Berita sakitku kini bagai debu, mudah menyebar tertiup angin. Dari kalangan dosen, teman-temanku saat SD,SMP,SMA bahkan kuliah berduyun-duyun menjengukku. Sepertinya aku mendadak menjadi artis,-hehe-,namun artis gara-gara sakit, cukup memilukan. Para penjenguk bergiliran saling berdatangan sampai hari itu.
Mataku sedikit terbuka, namun lanagsung terbelak. Ah dia kan Ferdi! Mau dia apa kesini. Ya, Ferdi adalah kekasihku ketika kuliah namun aku keluar dari kampus itu semenjak aku dapat beasiswa untuk studi di Negara Bunga Matahari. Itu adalah impianku sejak kecil. Aku jadi teringat bagaimana perasaanku yang bergejolak waktu itu.

Cukup, kenapa ia datang kemari? Ugh, badanku masih lemas, mulutku seakan masih terkunci rapat untuk ucapkan kata-kata, kepalaku masih pusing. Mataku kembali terpincit karna memang sangat berat.
Tiba-tiba Ibuku datang, Ferdi kesini untuk menjengukku. Ia tahu aku lagi disini karna baca status facebookku. Hahaha! ketawaku dalam hati. Aku memang rajin update status hampir tiap hari. Termasuk disaat sakit seperti ini. HPku tetap ada disampingku, selagi ada kekuatan untuk menggerakkan jari-jari mungilku ini untuk mengetik, langsung tancap tanpa peduli.

“Ternyata kamu masih seperti dulu yah, manja dan gampang sakit.” Celetuk Ferdi tiba-tiba seraya tersenyum.
“Haha, dasar kamu Fer,” ucapku lirih. “Bagaimana keadaanmu sekarang?” aku coba membuka pembicaraan.
“Ya begitulah, sekarang aku kerja di salah satu pabrik elektronik terkemuka. Kenapa? Mau jadi sekretarisku?” Balasnya kini dengan agak tertawa.
“Kamu ini, dari dulu tak berubah. Emang kamu diposisi apa? Direktur? Nawarin jadi sekretaris segala, paling kamu cuma jadi tim pengrakit doang” balasku dengan sedikit merintih.
“Hmm…kali aja pulang dari sini diangkat jadi direktur. Bagaimana keadaanmu sekarang?”

Amin…tapi ngimpi kali ya, gumamku dalam hati. Ia masih seperti dulu, murah senyum. Parasnya yang rupawan dengan taburan senyum yang membuatku betah menjadi kekasihnya. Haha, emangnya aku ini wanita pencari senyum. Ia juga masih baik hati. Syukurlah ia sekarang sudah bekerja di pabrik yang ia impikan dulu. Aku teringat ketika dulu ia begitu terobsesi mengambil jurusan otomotif di SMK dan mengambil jurusan teknik elektro juga yang sekampus denganku. Aku kenal dia sejak SMP, saat lomba sinopsis. Ia akhirnya menjadi juara 1 dan melaju ke tingkat kabupaten sedangkan aku tidak. Ah, pasti gara-gara itu! Ia salah prosedur, harusnya kertas untuk menulis diperbanyak olehnya sehingga anak yang lain dapat menulis di kertas yang diharuskan. Ugh! Aku kan rajin jadi juara di sekolahku. Sudahlah. Semenjak itu Aku mulai kenal dia. Ya, meski hanya sebatas kenal dan memang beda kelas. Saat Ujian Nasional Aku bersaing dengannya. Semenjak Ia menjuarai lomba itu Ia menjadi semakin pintar dan terobsesi serta menjadi saingan nomor satuku di sekolah. Hubunganku dengannya semakin dekat sejak keluarganya pindah ke komplek sekitar rumahku. Waktu itu Ia memilih untuk masuk SMK sedangkan Aku memilih melanjutkan ke SMA nomor 1 di kotaku. Keluargaku dan Dia sekarang saling kenal dan dekat. Dan saat lulus sekolah menengah, Ibuku membujuknya untuk melanjutkan ke universitas agar sama denganku. Katanya agar Aku ada yang membimbing di sana. Aku kan anak manja alasannya. Haha,dasar Ibu. Well, akhirnya kita seuniversitas, Aku ambil jurusan Sistem Informatika sedangkan Ia ambil Teknik Elektro, melanjutkan kiprahnya di SMK. Aku terlamun. Tiba-tiba….

Kring… HPku bordering.

Ferdi mengambil HPku, “Steve Boltzman, aku angkatkan ya?”katanya lirih
Hah?tiba-tiba kok dia telfon sih. “Oiya, Silahkan”
Bla bla bla…Ferdi bicara dengannya cukup panjang lebar. Agaknya ia sudah cukup mahir berbahasa Inggris. Kudengar meski lirih ia menjelaskan keadaanku.
“Dari siapa Fer?”Tanya Ibuku
“Steve Boltzman”
“Oh,Steve. Teman si nisa waktu kuliah di Jepang”
“Kok dia bilang sayang”

Dasar si Steve, kelakuannya kumat lagi disaat ku sedang begini. Aku sempat tertipu olehnya dengan menjadi kekasihnya saat di Jepang. Satu jurusan dan laboratorium membuat kita hampir setiap saat bersama. Ah! Ku tak mau mengingatnya lagi. Ia ternyata seorang playboy. Proyek penelitian mikroorganisme lautku nyaris gagal karna kelakuan Steve yang buat Aku sakit hati sehingga aku sempat tak konsen. Ya, aku mengambil jurusan Kelautan untuk S-1 dan Mikrobiologi untuk S-2. Sudahlah. Aku sudah kesal dengan orang itu. Semenjak aku pulang ke Indonesia aku malas berhubungan dengannya.
“Iyakah? Bener dia kekasihmu nis?”celetuk ibuku tiba-tiba
“Ah, ngga bu. Cuma teman penelitian kok. Kelakuannya saja yang SKSD” timpalku
“Ternyata kamu masih menarik ya, dimana kamu berada kau temukan cinta. Aku salut padamu nis.” Tambah Ferdi
“Ngledek ya….” Jawabku

Suasana kembali mencair. Taburan canda tawa membuat lupa akan sakit yang dialami. Sampai suster dan dokter datang untuk mengecek keadaanku. Semua penjenguk keluar kecuali ibuku yang setia menemani.
Ah, ada apa dengan hari ini. Kenapa tiba-tiba Ferdi datang menjengukku. Kedatangannya seakan membuat Ibuku bahagia. Ibuku senang dengannya, ia anak yang baik katanya. Dan ketika aku dan Ferdi di terima di universitas yang sama, raut wajah ibuku tak dapat menyembunyikan kegembiraannya. Ketika aku menjadi kekasih Ferdi pun tak ada raut suram di wajah ibuku. Terserah aku, yang penting dapat jaga diri. Tapi sebenarnya bukan kekasih karna Ferdi tak mau disebut kekasih, tak mau berpacaran. Tapi aku sendiri yang menganggapnya sebagai kekasih. -hehe- Maklumlah Ia seorang yang taat beragama. Ibuku pernah meledekku bahwa Ferdi bisa menjadi pembimbingku, Aku kan sholatnya gak pernah penuh. Haha, iyalah bu. Aku kan wanita.
Huh, dan kenapa Steve tiba-tiba meneleponku. Bilang sayang-sayang lagi. Ibuku nyaris percaya tadi. Aku tak bisa membayangkan bagaimana raut wajah ibuku jika benar tadi. Betapa labil dan mudahnya perasaanku berubah. Tapi itulah yang terjadi, namun ku coba menutupi apa yang terjadi.

Tiba-tiba HPku berbunyi. Ada sms masuk dari nomor yang tak ku kenal. “Jangan lupa sholat ya…” Siapa sih, Ah, pikirin. Paling dari fansku, emangnya aku punya fans apa. “Insya Allah. Terimakasih ya,” aku balas.

Langit berubah gelap. Malam pun menjemput. Waktunya beristirahat. Langit-langit kamar rumah sakit seakan bertabur bintang dan tersenyum kepadaku. Semilir angin menghias permadani hatiku hari ini. Luar biasa. Betapa besar anugerahMu wahai Tuhanku. Tuhan Semesta Alam. Sang Pemilik Hati.

Namun mataku tak bisa terpejam malam ini. Di kepalaku terbayang 2 wajah pemuda yang pernah singgah di hatiku. Oh, so sweet.. tiba-tiba lamunanku berubah, teringat akan nenek dan kakek yang pernah ku tolong dulu. Aku belum tahu namanya. Hmm..Bagaimanakah keadaan mereka sekarang ya, gumamku dalam hati. Tetesan air infus kurasakan masuk ke dalam sel-sel tubuhku. Rupanya aku semakin lemas dan akhirnya aku pun tertidur.

Esok menjelang, tak terasa hari berganti hari. Terus berputar roda kehidupan seakan tanpa lelah. Kadang menggilas begitu kejam, kadang membantu berjalannya kesuksesan seseorang. Jika berhenti, apa artinya dengan kehidupan? Begitu juga denganku, sudah 9 hari aku terbaring diranjang rumah sakit. Aku sebagai lulusan mikrobiologi yang seharusnya ahli dalam bidang itu malah harus berjibaku dengan apa yang aku pelajari waktu kuliah dulu. Begitulah, aku didiagnosis dokter terkena gegar otak ringan. Ugh! Betapa menyedihkannya aku ini. Bukan hanya itu aku pun menderita kanker lambung, meski belum parah namun cukup membuat tubuh ini lemas. Kebiasaanku menunda makan dan hemat makan kemungkinan menjadi penyebabnya. Juga karena sakit maagku yang aku abaikan saat ku kuliah dulu.

Aku dibawa ke rumah sakit ini dengan keluhan seperti pusing-pusing. Semenjak terjatuh dulu aku sering pusing dan setelah diperiksa aku menderita gegar otak ringan. Tak hanya itu, setelah diperiksa lebih lanjut ternyata terdapat kanker lambung, namun masih tahap dini dan diusahakan dapat disembukan. Ingatku lagi.
Kenapa aku ini? Ayo nisa kamu harus bisa! Umurku sekarang 25 tahun dengan gelar lulusan University of Kyoto, Jepang membuat orangtuaku dan kerabatku ikut bangga. Terutama ibuku, semenjak bapakku meninggal dunia beberapa bulan setelah aku diterima di UI, aku termotivasi untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri agar sedikit meringankan beban ibuku yang harus mengurus 2 adikku yang masih duduk di kelas 2 SMA dan 1 SMP waktu itu. Sekarang adikku sedang mempersiapkan skripsinya untuk lulus dari UGM dan adikku yang lain sekarang menjadi mahasiswa UI sepertiku dulu. Aku wanita, anak pertama. Pekerjaanku sebagai dosen di Unbraw Malang sementara cuti.

Tok..tok..tok.. tiba-tiba suara pintu diketuk.
“Masuk”
“Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumsalam”jawabku.
Ah… nenek itu. “Silahkan masuk nek”aku berusaha duduk dari baringku
“Ga usah dipaksa nduk, kamu kan lagi sakit”cegah nenek
“Tak apa nek”,jawabku”Nenek tahu dari mana saya ada di sini? Bagaimana kabar nenek? dimana kakek?”aku langsung membuka pertanyaan. Aku ingin tahu keadaannya lebih dulu, terlihat semakin keriput dibanding 2 bulan lalu ketika aku menolongnya.
“Nenek baik-baik saja, Alhamdulillah. Kakek ada dirumah, lagi istirahat. Bagaimana denganmu nduk?katanya kamu sudah lama dirawat di sini.”
“Alhamdulillah baik juga nek, sudah 9 hari, tak apa-apa nek. Oiya dia siapa nek?” aku tertuju pada sesosok wanita berkerudung abu-abu dibelakang nenek
“Oh..dia anak bungsu nenek, sekarang kuliah di Unbraw jurusan Biologi.”ungkap nenek,”Ayo kenalan sama ibu dosenmu”pintanya pada si anak tersebut
“Namamu siapa nak?”
“Hikmah bu,”jawabnya halus sambil menyalamiku
“Wah, nama yang bagus. Penuh hikmah hidupmu nak.”
“Alhamdulillah bu, nama ibu juga bagus”sambil tersenyum

Begitulah, awal pembicaraanku waktu itu. Dikala tiada ibuku karna sedang menebus obat untukku, aku merasa tidak enak hati menjamu tanpa apa-apa karna aku tidak bisa leluasa bergerak. Rupanya nenek tahu keberadaanku di sini dari anaknya,si Hikmah yang mengetahui dari kampusnya. Nenek dan kakek mengurus sendiri anak bungsunya. Mereka mengusahakan anak bungsunya untuk kuliah agar kelak bisa sukses. Aku terharu mendengar cerita nenek. Hikmah kuliah sambil bekerja untuk memenuhi kebutuhannya dan kebutuhan kakek neneknya. Sungguh ironi dengan kondisi sekarang, banyak orang yang terjerumus ke dalam hedonisme dan konsumerisme. Jauh dari orang tua menjadi bebas dan hura-hura. Tak mengerti bagaimana susahnya mencari uang di zaman sekarang.

-TO BE CONTINUE-
Penasaran dgn kisah selanjutnya? Kirim kesan Anda ke :
Visit : http://firilliumchromanidas.blogspot.com
Atau sms ke no. call center: blab la bla…

Senin, 14 Februari 2011

Manfaat Cabai

Cabai merah termasuk dalam famili Solanaceae. Tanaman ini merupakan herba tegak yang memiliki akar tunggang dengan banyak akar samping yang dangkal. Bagian batang yang muda berambut halus, bercabang banyak, serta bisa mencapai tinggi 1 – 2.5m. Daunnya tersebar dengan helaian daun bulat telur memanjang atau elips berbentuk lanset, serta pangkal dan ujung meruncing. Sedangkan bunga cabai merah mengangguk dengan ukuran tanggai 10 – 18 mm. Bentuknya seperti terompet kecil dan umumnya berwarna putih, walau ada juga yang berwarna ungu.

Buah cabai merupakan buah buni dengan bentuk garis lanset, merah cerah, dan rasanya pedas. Daging buahnya berupa keping-keping tidak berair. Bijinya berjumlah banyak serta terletak di dalam ruangan buah dan melekat pada plasenta.

Di dalam Cabai Merah terdapat kandungan kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin A dan C, damar, zat warna kapsantin, karoten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin, lutein, dan mineral Berdasarkan penelitian, bahan-bahan yang dikandung oleh Cabai Merah memiliki manfaat untuk membantu mengatasi gejala sakit perut, sakit gigi dan tangan lemah, influenza, serta meningkatkan nafsu makan.

Khasiat Bayam

Bayam merupakan tanaman annual (semusim) yang berasal dari Amerika Tropis. Dalam perkembangannya di Amerika Latin, bayam dipromosikan sebagai tanaman pangan sumber protein, terutama bagi negara-negara berkembang. Sedangkan bayam sebagai sayuran hanya umum dikenal di Asia Timur dan Asia Tenggara, sehingga disebut dalam bahasa Inggris sebagai Chinese Amaranth.

Batang bayam berbentuk tegak dengan beberapa cabang lateral berbentuk semak. Tingginya bisa mencapai 150 cm. Batangnya sendiri berair dan kurang berkkayu serta berwarna hijau atau kemerahan. Daunnya bertangkai berbentuk bulat telur, lemas, berwarna hijau, merah, atau hijau keputihan. Tulang daunnya jelas, berwarna hijau atau kemerahan. Bunganya berbentuk bulir dan bijinya berwarna hitam, kecil, dan keras.

Bayam diketahui banyak mengandung protein, lemak, karbohidrat, zat zat besi, kalium, kalsium, amarantin, rutin, purin, klorofil, fithohormon, serta vitamin A, B, dan C. Dengan kandungannya tersebut, Bayam berkhasiat untuk membantu meningkatkan kerja ginjal dan melancarkan pencernaan, mengatasi tekanan darah rendah, anemia, memperkuat akar rambut, membersihkan darah sehabis melahirkan, dan mencegah pengeroposan tulang.

Jumat, 11 Februari 2011

WAHAI PEMUDA, KATAKANLAH…AKU YANG MENGIDOLAKAN NABI MUHAMMAD!!

WAHAI PEMUDA, KATAKANLAH…AKU YANG MENGIDOLAKAN NABI
MUHAMMAD!!

Petuah Si Tua untuk jiwa muda yang sedang mencari panutan

Rasul SAW bersabda, “Orang yang dasyat Cintanya padaku di ummat ini, adalah mereka yang hidup setelah aku wafat, namun hati mereka lebih condong melihatku daripada harta dan keluarga mereka”
(Shahih Muslim hadist no.2832)
Wahai para pemuda, bangkitlah! Kenalkan pada dirimu dan jangan kau malu dan ragu untuk mengatakan pada semua temanmu: “Kalian berdo’alah dengan idola kalian, ketahuilah idaolaku adalah Muhammad Rasulullah SAW!”. Bangkitlah dengan mencintai sunnah beliau saw dan mengenalkan sunnah beliau saw kepada teman-teman.
Tidakkan kau merenungi bagaimana Sahabat Nabi mencintai Nabi Muhammad melebihi apapun. Para sahabat Nabi mengetahui bahwa jati diri mereka diridhoi oleh Nabi Saw dan diakui sebagai ummatnya maka Ridho Allah Swt akan bersama pula padanya. Barangsiapa dicintai oleh makhluk paling dicintai Allah maka Allah pun mencintainya.
Demikian mahabbahnya para sahabat kepada Rasul saw tidak hanya ketika beliau masih hidup, setelah beliau saw wafat pun, sampai-sampai pakaian peninggalan Rasul saw itu disimpan oleh para sahabat. Peninggalan-peninggalan itu diantaranya imamah, pedang, tongkat hingga rambut beliau, sebagaimana cincin beliau saw yang dipakai Annas bin Malik, lalu pindah ke tangan Abubakar ra, lalu pndah ke tangan Umar bin Khatab ra, lalu pindah ke tangan Utsman bin Affan ra, dan akhirnya terjatuh ke sumur Aris, maka berkata Annas bin Malik: Aku mencarinya bersama Utsman bin Affan selama 3 hari dan kami tak juga menemuinya. (Lihat: Shahih Bukhari hadist no.5540)
Betapa mereka mejaga barang-barang peninggalan Rasul saw dengan baik. Kalu seandainya cincin itu tidak ada nilai mahabbah, maka tak perlulah Utsman bin Affan ra mencarinya sampai 3 hari. Ini menunjukkan barang peninggalan Rasul saw pun dimuliakan dan dicintai oleh para sahabat besar radhiyallahu’anhum. Dalam hal ini, tidak ada pun tersirat nilai kemusyrikan. Ini adalah murni pebuatan yang dilakukan karena perasaan cinta kepada Sang Nabi. Perbuatan yang dilakukan oleh orang=orang yang paling mengenali ajaran dan kemuliaan Nabi.

Kamis, 03 Februari 2011

PROTEOLISIS DAN PROTEASOME

Mekanisme penterjemahan informasi genetika dari tempatnya yang tersimpan, sebagai urutan spesifik basa DNA ke dalam urutan spesifik asam amino memastikan bahwa informasi genetika bertindak terutama pada aras protein. Oleh sebab itu, kegelimangan (abundance) suatu protein merupakan indikator penting pengendalian aktifitas suatu gen secara seluler. Kegelimangan suatu protein di dalam sel ditentukan terutama oleh (1) banyaknya protein yang disintesis dan (2) banyaknya protein yang dihancurkan.

Transkripsi, translasi, dan pengendaliannya memastikan suatu protein disintesis. Pertannyaannya ialah: proses mana yang bertanggungjawab secara seluler proses penghancuran protein?

Telah lama diketahui silih-ganti (turnover) dinamik protein-protein seluler serta fungsi penting degradasi protein selektif dalam mengendalikan aras protein-protein khusus di dalam sel, namun mekanismenya menjadi sebuah rahasia untuk jangka waktu lama. Ceriteranya dimulai sejak tahun 1953, ketika Simpson 1953[1] (diikuti oleh Hershko bersama Tomkins 20 tahun kemudian, tahun 1971)[2] menduga bahwa penghancuran protein intrasel dikerjakan oleh mesin proteolitik yang membutuhkan energi seluler.

Realitas yang lebih jelas mulai terkuak ketika Etlinger dan Goldberg (1977) menggunakan pendekatan cell-free system[3] dilanjutkan dengan fraksionasi-rekonstitusi biokemis oleh Hershko dan Ciechanover (1977 - 1978); serta menunjukkan adanya sistem proteolisis bergantung ATP (ATP-dependent proteolitic activity) pada reticulocyte lysates.

Dalam pembuktian di atas, reticulocyte lysates difraksionasi pada DEAE-cellulose menjadi dua fraksi kasar: fraksi 1 yang tidak dijerap (adsorbed) dan fraksi 2 yang mengandung semua protein dijerap pada resin dan terelusi dengan kadar garam tinggi. Tujuan awal fraksionasi adalah untuk menghilangkan hemoglobin yang ada pada fraksi 1. Namun ternyata, setelah fraksionasi, fraksi 2 kehilangan aktivitas proteolitik bergantung ATP dibanding dengan lysates kasar. Penelitian kemudian dilanjutkan dengan menambahkan fraksi 1 ke fraksi 2, yang ternyata memulihkan aktivitas proteolitik bergantung ATP. Komponen aktif yang terkadung di dalam fraksi 1 tersebut berhasil diisolasi (Ciechanover, et al., 1978), dan ternyata merupakan protein berukuran kecil, tahan panas. Protein tersebut dinamai APF-1 atau ATP-dependent proteolysis factor 1.

Dua tahun kemudian diketahui bahwa APF-1 adalah ubiquitin, yaitu protein yang diisolasi pertamakali tahun 1975 oleh Goldstein. Oleh Goldstein, dikira sebagai hormon thimus yang hanya terdapat pada jaringan tersebut, tetapi ternyata hadir disemua jaringan dan organisme. Sewaktu ditemukan, ubiquitin merupakan bagian dari suatu protein bercabang yang jarang ada, yang karbon ujungnya (C-terminus) bersambungan dengan gugus ε-amino dari residu lisin protein histon 2A, serta fungsinya yang belum diketahui.



——————————————————————————–

[1] Simpson, M.V., 1953. The release of Labeled amino acids from the protein of rat liver slices, J. Biol. Chem. 201;143-154.

[2] Hershko, A., and Tomkins, G. M., 1971. Studies on the degradation of tyrosine aminotransferase in hepatoma cells in culture: Influence of the composition of the medium and adenosine triphosphate dependence. J. Biol. Chem. 246:710-714.

[3] Dalam pendekatan cell-free system, komponen-komponen enzim diisolasi dan dikarakterisasi dengan metode biokimia langsung.

RHESUS IBU DAN JANIN

Bila darah Rhesus ibu berbeda dengan janinnya.

Suatu siang di jam istirahat kantor, saya dan teman melihat-lihat di Sogo Jongkok yang letaknya diseberang Cyber.
Tanpa sengaja kami bertemu dengan seorang kawan .

“Eh mba Ayu apa kabar…? sudah lahiran ya…Selamat ya…..Anaknya laki atau perempuan ” ucap ku riang pada kawan tadi.
“Makasih mba tari, anaknya laki2, tapi cuma 4 hari…..” begitu ucapnya

terbengong-bengong aku mencerna maksud ucapannya….

“Maksudnya mba Ayu…..”
“Usianya hanya 4 hari mba tari…”
“Innalillahi Wa Innalillahi Rojiun…waduh maaf ya mba Ayu…..saya baru tahu….”

Begitulah, siang itu di isi dengan cerita mba Ayu perihal anaknya.
Ada air mata yang mengalir mendengar ceritanya, ada senyum yang mengembang mendengar ketabahannya dan semangatnya.

Mba Ayu melahirkan secara normal di bidan, selama masa kehamilan ndak ada tanda2 yang mencurigakan, semuanya berjalan baik-baik saja.
sampai hari ke empat kelahirannya, anaknya mengalami muntah hebat, dan langsung di bawa ke UGD Hermina Depok, masuk ICU jam 7 pagi
jam 4 sore si adek sudah di panggil Allah SWT ke surga…..

Menurut dokter yang menanganinya, darah si Adek berbeda dengan darah mamahnya.
Darah mamahnya rhesus (-) sedangkan si Adek rhesus (+) yang merupakan bawaan dari papahnya.
Sewaktu di dalam perut, si ibu yang ber rhesus (-) akan bereaksi terhadap darah adek yg ber rhesus (+)
si ibu menganggap darah si adek sebagai benda asing yang harus dilawan. Selanjutnya ini akan menyebabkan tubuh si ibu memproduksi antirhesus/antibodi . Lewat plasenta juga, antirhesus ini akan melakukan serangan balik ke dalam peredaran darah si calon bayi. Sel-sel darah merah si calon bayi akan dihancurkan.
Perbedaan rhesus antara calon bayi dengan ibu ini akan menimbulkan masalah. Lewat plasenta, rhesus darah janin akan masuk ke peredaran darah si ibu.
Dalam aliran darah, antibodi antirhesus bertemu dengan sel darah merah rhesus positif yang normal dan menyelimuti sehingga pecah. Sel darah merah yang pecah melepaskan zat yang bernama bilirubin, yang menumpuk dalam darah bayi dan sebagian dikeluarkan ke kantong ketuban bersama urine bayi.
Jika sel darah merah yang hancur sedikit, si Adek lahir dengan anemia dan penuh dengan tumpukan bilirubin dalam darahnya. Tumpukan bilirubin ini sangat berbahaya buat si Adek yang menyebabkan kematiannya.

Mba Ayu .. saya turut berduka cita yang sedalam-dalamnya, semoga adek menjadi mujahid kecil di surga. Amin….

Berikut artikel yang saya kutip dari Yahoo mengenai perbedaan rhesus antara ibu dan janin yang di kandungnya.

SETIAP orang memiliki turunan jenis darah yang disebut rhesus (Rh). Untuk melahirkan bayi yang sehat, Rh ibu dan ayah harus sama. Bila tidak?
Setiap orang memiliki jenis darah sendiri-sendiri yang lebih dikenal dengan golongan darah. Ada empat golongan darah yaitu A, B, atau O. Keempat golongan darah itu memiliki turunan jenis darah yang disebut rhesus atau Rh yang terdiri dari Rh positif dan Rh negatif.

Status Rh ini menggambarkan adanya partikel protein di dalam sel darah seseorang. Bagi yang ber-Rh negatif berarti ia kekurangan faktor protein dalam sel darah merahnya. Sedangkan yang ber-Rh positif memiliki protein yang cukup.

Jenis darah diturunkan oleh kedua orangtua kepada anaknya. Calon ibu yang ber-Rh positif, atau bersama-sama ayah ber-Rh negatif, bayi yang dikandung ibu pun memiliki Rh yang sama. Masalah akan muncul bila calon ibu misalnya memiliki Rh negatif, sedangkan Rh ayah positif. Ketidaksamaan ini bisa menjadi cikal bakal ketidakcocokan Rh yang sangat berbahaya bagi bayi. Kemungkinan besar bayi akan terkena penyakit Rh atau hemolitik.

Menurut Dr. Judi Januadi Endjun Sp.Og., bila ibu mempunyai Rh negatif dan ayah positif, kehamilan dan janin dalam kandungan bisa dihadang masalah. Kehadiran janin sendiri di tubuh ibu merupakan benda asing, apalagi jika Rh janin tak sama dengan Rh ibu. Secara alamiah tubuh bereaksi dengan merangsang sel darah merah (eristrosit) membentuk daya tahan atau antibodi berupa zat anti Rh untuk melindungi tubuh ibu sekaligus melawan ‘benda asing’ tersebut. Inilah yang menimbulkan ancaman pada janin yang dikandung.

Zat anti-Rh yang beredar dalam darah ibu akan melintasi plasenta dan menyerang sel darah merah janin yang disebut red cellalloimunization (RCA). Setelah masuk ke dalam peredaran darah janin, zat tersebut akan ‘membungkus’ sel-sel darah merah janin. Sel-sel yang terbungkus (coated cells) akan pecah (hemolisis) di dalam organ limpa janin. Salah satu hasil hemolisis ini adalah pigmen kuning yang disebut bilirubin. Pigmen ini bersifat racun bila tertimbun di dalam tubuh, dan akan membuat bayi berwarna kuning saat dilahirkan.

Selain itu, banyaknya sel darah merah bayi yang rusak dapat membuat bayi mengalami anemia. Semakin banyak zat anti-Rh masuk ke dalam tubuh janin, semakin parahlah kondisi janin. Proses RCA ini, lanjut Judi, juga dapat mengakibatkan keguguran dan hamil di luar kandungan (kehamilan ektopik). Karena itu, “Mintalah dokter kandungan untuk melakukan tes Rh selama kehamilan. Agar ibu cepat mengetahui apakah darahnya mengandung Rh negatif atau tidak,” saran Judi.

Tes Rh juga dapat dilakukan untuk melihat apakah ibu telah memiliki zat anti-Rh sebelumnya. Bila memang ada zat anti-Rh dalam tubuh ibu hamil, sebaiknya dilakukan pemeriksaan jenis darah janin melalui pengambilan cairan ketuban (amniosentesis). Dapat juga melalui pengambilan cairan dari tulang belakang Chorionic Villi Sampling (CVS), dan pengambilan contoh darah dari tali pusat janin (kordosentesis)

Waspada di Kehamilan Selanjutnya

Sebenarnya, perbedaan Rh ibu dan janin, jelas Judi, tak terlalu berbahaya pada kehamilan pertama. Sebab, kemungkinan terbentuknya zat anti-Rh pada kehamilan pertama sangat kecil. Kalaupun sampai terbentuk, jumlahnya tidak banyak. Sehingga, bayi pertama dapat lahir sehat.

Pembentukan zat anti Rh baru benar-benar dimulai pada saat proses persalinan (atau keguguran) pada kehamilan pertama. Saat plasenta lepas, pembuluh-pembuluh darah yang menghubungkan dinding rahim dengan plasenta juga putus. Akibatnya, sel-sel darah merah bayi dapat masuk ke dalam peredaran darah ibu dalam jumlah yang lebih besar. Peristiwa ini disebut //transfusi feto-maternal//. Selanjutnya, 48-72 jam setelah persalinan atau keguguran, tubuh ibu dirangsang lagi untuk memproduksi zat anti-Rh lebih banyak lagi. Demikian seterusnya.

Saat ibu mengandung lagi bayi kedua dan selanjutnya, barulah zat anti-Rh di tubuh ibu akan menembus plasenta dan menyerang sel darah merah janin. “Sementara itu buat ibu perbedaan rhesus ibu dan janin sama sekali tidak mengganggu dan mempengaruhi kesehatan ibu,” terang dokter rumah sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta ini.

Menangani Ketakcocokan Rhesus

Untuk mencegah penyakit rhesus, Judi menyarankan setiap pasangan untuk selalu melakukan konsultasi pranikah. Pemeriksaan kesehatan sangat penting dilakukan sebelum menikah. Sebab, banyak penyakit yang diturunkan karena faktor genetik. Bila setelah menikah, pasangan suami istri masih belum mengetahui jenis Rh maupun golongan darah (A-B atau O), Judi mengingatkan agar segera memeriksakan diri ke Palang Merah Indonesia (PMI). Lembaga ini memang biasa memeriksa golongan darah maupun turunannya (Rh).

Saat ini, calon ibu yang memiliki Rh negatif tak perlu khawatir lagi, meski bersuami seorang Rh positif. Dokter bisa memberikan tindakan pencegahan. Saat ini ada obat untuk mencegah terbentuknya zat anti-Rh. Obat itu bernama anti-Rho gamma globulin (RhoGAM), atau anti-D Immunoglobin, atau Rh Immunoglobulin.

RhoGAM yang berupa suntikan ini diberikan ketika usia kehamilan 28 minggu dan saat persalinan. Umumnya penyuntikan RhoGAM diberikan saat usia kehamilan 28 minggu dan juga setelah persalinan. Bila Rh negatif pada ibu, atau ketidakcocokan golongan darah antara ibu dan janin baru diketahui usai persalinan, suntikan RhoGAM untuk ibu sebaiknya diberikan dalam waktu 72 jam setelah persalinan. Proses terbentuknya zat anti dalam tubuh ibu sendiri sangat cepat sehingga akan lebih baik lagi jika setelah 48 jam melahirkan langsung diberi suntikan RhoGAM agar manfaatnya lebih terasa. Sayangnya, perlindungan RhoGAM hanya berlangsung 12 minggu. Setelah lewat batas waktu, suntikan harus diulang setiap kehamilan berikutnya.

Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan kordosentesis terhadap janin atau pengambilan darah dan tranfusi darah melalui tali pusat, dengan bimbingan ultrasonografi. Ini antara lain dilakukan untuk menambah darah janin. Saat ini kira-kira 80% janin yang menderita kelainan akibat ketidakcocokan Rh, sudah dapat diselamatkan dengan transfusi tersebut.

Diambil dari:
http://margatama.dagdigdug.com/2008/06/24/bila-darah-rhesus-ibu-berbeda-dengan-janinnya/

SOAL DNA, GEN, DAN KROMOSOM

By Mustahib AR, S.Pd.Si February 3, 2011

Pilihan Ganda

1. Komponen DNA yang tersusun atas phosfat, gula, dan basa nitrogen membentuk . . . .
a. nukleosida
b. nukleotida
c. polypeptide
d. ikatan hidrogen
e. double helix

2. Basa nitrogen yang termasuk purin adalah . . . .
a. sitosin dan timin
b. sitosin dan guanin
c. guanin dan timin
d. adenin dan guanin
e. adenin dan timin

3. Letak DNA dalam sel yaitu . . . .
a. terletak dalam sitoplasma, inti, terutama dalam ribosom
b. terdapat dalam inti sel pada kromosom dan dalam sitoplasma
c. terdapat dalam sitoplasma terutama pada ribosom
d. terdapat dalam inti sel, terutama dalam ribosom
e. terdapat dalam inti sel, terutama pada kromosom

4. Penemu model struktur DNA yang pertama ialah . . . .
a. Muller dan Weisman
b. Muller dan Francis Crick
c. James D.Watson dan Francis Crick
d. Francis Crick dan Weisman
e. James D.Watson dan Weisman

5. Watson dan Crick menyatakan bahwa struktur DNA berupa double helix tersusun atas anak tangga dan ibu tangga. Ibu tangga terdiri atas . . . .
a. phosfat dan basa N
b. phosfat dan deoksiribosa
c. deoksiribosa dan basa N
d. ribosa dan phosfat
e. ribosa dan basa N

6. Proses pembentukan RNA oleh DNA disebut ….
a. translokasi
b. translasi
c. transkripsi
d. transformasi
e. transmisi

7. RNA akan membentuk cetakan untuk sintesis protein setelah menerima kode genetik dari DNA. Tempat berlangsungnya sintesis protein adalah ….
a. ribosom dalam sitoplasma
b. kromosom
c. gen dalam lokus
d. nukleolus
e. nukleus

8. Jika terjemahan kode genetik dalam sintesis protein yang dihasilkan oleh RNA-t adalah AAU UGU AAA, informasi genetik yang dirancang dalam DNA adalah ….
a. TTA ASA TTT
b. AAT TGT AAA
c. UUA AGA TTT
d. AAU AGA UUU
e. UUT UGU UUU

9. Berikut ini yang bukan bentuk kromosom adalah ….
a. telosentrik
b. sentrometrik
c. akrosentrik
d. submetasentrik
e. metasentrik

10. Dalam sintesis protein penyimpangan sering terjadi yang dapat menimbulkan perubahan sifat. Hal ini disebabkan ….
a. DNA salah memberi kode
b. RNA-r salah menerjemahkan kode
c. RNA-t salah menerjemahkan kode
d. RNA-d salah menerjemahkan kode
e. RNA-t salah membawa kode

Esai

1. Sebutkan fungsi molekul DNA!

2. Jelaskan fungsi:
a. RNAd
b. RNAt
c. RNAr

3. Mengapa T.H. Morgan menggunakan lalat buah sebagai objek
penelitiannya?

4. Kromosom diklasifikasikan menjadi 2 macam, jelaskan!

5. Apa yang dimaksud dengan:
a. Gen dominan
b. Fenotipe
c. Genotipe
d. Homozigot dominan